Praktisi: museum masih sepi kunjungan wisatawan pelajar

id museum sepi pelajar

Praktisi: museum masih sepi kunjungan wisatawan pelajar

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta (Foto edypurwan.blogspot.com) (

Jogja (Antara Jogja) - Potensi museum di Daerah Istimewa Yogyakarta cukup besar namun sebagian di antaranya masih sepi dari kunjungan wisatawan pelajar,kata praktisi pariwisata dan budaya Widi Utaminingsih.

"Padahal setiap libur sekolah, objek wisata di DIY menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan pelajar yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, " kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta, Widi Utaminingsih di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, keberadaan museum yang jumlahnya cukup banyak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai kini belum menjadi tujuan wisata para pelajar yang berlibur di daerah ini.

"Keadaan seperti itu karena selama ini museum hanya dikesankan sebagai gudang menyimpan barang rongsokan dan barang kuno yang tidak menarik untuk dikunjungi," kata Widi Utaminingsih yang yayasannya bergerak di bidang studi pengembangan pariwisata dan budaya berbasis potensi lokal.

Widi mengatakan sudah saatnya keberadaan museum di daerah ini diangkat dan dipromosikan sebagai tujuan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan pelajar.

Padahal, museum di DIY bisa dikembangkan menjadi objek wisata pendidikan yang menarik untuk dikunjungi pelajar dan mahasiswa.

"Sejumlah museum di DIY yang beragam belum seluruhnya menjadi objek kunjungan wisatawan khususnya pelajar dan mahasiswa sehingga masih perlu promosi yang gencar," kata Widi Utaminingsih.

Untuk itu, lanjut Widi, perlu upaya mempromosikan museum di DIY kepada siswa sekolah di seluruh nusantara, sehingga ketika mereka mengadakan studi tur ke Yogyakarta bisa diarahkan untuk mengunjungi museum.

"Dari museum di DIY yang jumlahnya cukup banyak itu, sampai kini baru beberapa museum yang ramai dikunjungi wisatawan nusantara, di antaranya museum Monumen Jogja Kembali (Monjali), museum Gunung Merapi, museum Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat, museum Sonobudoyo, dan museum Benteng," katanya.
(H008)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024