BPOM DIY temukan mie basah mengandung boraks

id mi

BPOM DIY temukan mie basah mengandung boraks

produk mie basah (antaranews.com)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Petugas gabungan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Badan Pengawasan Makanan dan Obat daerah ini menemukan beberapa makanan mengandung zat kimia berbahaya di antaranya mie basah mengandung boraks.

Kepala Seksi Pemeriksaaan BPOM DIY Ani Fatimah di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan pihaknya mengambil sampel sebanyak 15 jenis makanan, ditemukan empat makanan yang mengandung bahan berbahaya, di antaranya mie basah mengandung boraks.

"Kami juga menemukan lanting berpewarna tekstil, krecek mengandung methanil yellow, dan krupuk semprong mengandung rhodamin. Hampir sebagian besar makanan layak konsumsi," kata Ani.

Dia mengatakan bahan pengawet dan obat-obatan berbahaya bagi kesehatan. Ia mencontohkan zat pewarna menyebabkan kanker, mie yang mengandung boraks, efek racun yang berbahaya pada sistem metabolisme manusia.

"Apabila digunakan terus menerus akan membawa dampak bagi kesehatan," katanya.

Dikatakan Ani, pedagang yang menjual makanan berbahaya tidak akan disita, hanya akan diberikan peringatan tertulis. Agar tidak mengulangi menjual barang-barang berbahaya, para pedagang juga diberikan pembinaan.

"Kami tidak akan menyita, hanya akan diberikan peringatan," katanya.

Berdasarkan pantauan harga kebutuhan pokok dari 13 komoditas tidak ada yang mengalami lonjakan. Hanya harga daging ayam yang sempat mengalami kenaikan rata-rata Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogramnya.

Kasubid harga pangan BKPP DIY, Sumaryatin mengatakan setelah dilakukan pengerucutan, dari 13 komoditi hanya enam yang komoditi yang berpengaruh pada inflasi di DIY, di antaranya beras, daging ayam, daging sapi, cabe, bawang putih, bawang merah dan telur ayam.

Kepala Perwakilan BI DIY Arif Budi Santoso mengimbau kepada masyarakat, pada Lebaran ini untuk tidak belanja secara berlebihan. Hal ini ditujukan untuk terus menekan inflasi.

"Jangan sampai masyarakat membelanjakan uang secara berlebihan," katanya.

Meski tahun ini tidak seekstrem tahun kemarin yang tingkat inflasinya mencapai 2,4 persen, namun tahun ini di bulan Juni hanya 0,43 dan Juli ini sedikit meningkat antara 0,5-0,7 persen.

(U.KR-STR)