Bantul (Antara Jogja) - Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar simulasi bencana banjir wilayah permukiman di bantaran Sungai Code, yaitu di Dusun Pandean dan Ngoto, Desa Bangunharjo, Rabu.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bantul Heri Ruswanto mengatakan simulasi bencana yang digelar bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul ini untuk mempersiapkan warga setempat, karena daerahnya rawan banjir saat musim hujan.
"Wilayah ini sering terjadi banjir, bahkan pernah melewati jembatan, kalau diukur bisa mencapai enam meter dari dasar sungai ketinggian airnya," katanya disela melakukan simulasi banjir di bantaran Sungai Code Dusun Ngoto, Bangunharjo.
Menurut dia, selain di Dusun Ngoto dan Pandeyan masih ada dua wilayah lainnya di Bantul yang sering dilanda banjir saat musim hujan, yaitu di Dusun Jotawang Desa Bangunharjo serta Dusun Winongo, Desa Tirtonirmolo yang rawan terkena luapan air Sungai Winongo.
"Untuk antisipasi sementara di wilayah rawan banjir tersebut sudah dipasang bronjong di pinggir sungai, mudah-mudahan (jika hujan deras) dapat mencegah luapan air sungai," katanya.
Adapun simulasi banjir tersebut diawali dengan adanya hujan buatan sebagai tanda banjir segera terjadi, kemudian salah seorang warga mengeluarkan peringatan untuk mengungsi dengan memukul tiang listrik untuk menarik perhatian warga.
Untuk selanjutnya datang mobil ambulans, serta mobil tim SAR untuk mengangkut para pengungsi korban banjir
yang keluar dari rumah di tengah hujan deras, dan diungsikan ke pos evakuasi yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat tinggal mereka.
Sementara itu, pengurus Rukun Tetangga (RT) 1, Dusun Ngoto, Desa Bangunharjo Bantul, Eko Budi Marwanto mengatakan, simulasi bencana yang melibatkan puluhan warga setempat sengaja digelar sebab dusunnya merupakan daerah langganan banjir saat musim hujan,
Menurut dia, setiap tahun, sebanyak 90 kepala keluarga (KK) selalu menjadi korban banjir akibat luapan Sungai Code yang melewati Jembatan Pandean, sehingga mengakibatkan warga mengalami kerugian materiil hingga puluhan juta setiap terjadi banjir.
"Dari sekitar 90 KK itu, sebanyak 40 KK diantaranya adalah keluarga yang memiliki lahan pertanian, ternak ikan juga industri tahu yang sering merugi akibat banjir," katanya yang menyebutkan ada tiga RT yang sering dilanda banjir, yakni RT 1, RT 5 dan RT 6.
Ketua RT 1 Dusun Ngoto Bantul, Puji Winarto mengatakan, ancaman banjir akibat luapan air Sngai Code sangat berpotensi terjadai, karena sesuai informasi yang diterima dari stakeholder terkait, musim hujan diperkirakan mulai Oktober ini.
"Kami dengar masih ada jutaan kubik material Gunung Merapi yang belum keluar dan akan berpotensi menimbulkan banjir saat misum hujan, termasuk di bantaran Sungai Code ini," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
FPRB Kemadang Gunungkidul menggelar simulasi gempa di Pantai Sepanjang
Jumat, 26 April 2024 18:52 Wib
16 pelajar ikuti kompetisi simulasi konferensi PBB di Amerika
Minggu, 25 Februari 2024 11:22 Wib
Teknologi perangkat lunak simulasi PLTN dilirik BRIN
Kamis, 22 Februari 2024 15:07 Wib
KPU Kulon Progo menggelar simulasi pemungutan suara di Rutan Wates
Senin, 5 Februari 2024 14:59 Wib
KPU Kulon Progo melaksanakan simulasi pemungutan suara bagi PPS
Selasa, 30 Januari 2024 4:56 Wib
Bawaslu Kulon Progo simulasi penyelesaian sengketa DCT pemilu
Senin, 13 November 2023 10:29 Wib
BMKG mengggelar simulasi hadapi tsunami dan gempa bumi di Bandara YIA
Selasa, 31 Oktober 2023 0:57 Wib
Kapolres Bantul: Sispamkota maksimalkan kesiapan personel amankan Pemilu 2024
Senin, 16 Oktober 2023 19:02 Wib