Pakar: turunnya harga minyak peluang kembangkan EBT

id peluang ebt terbarukan

Pakar: turunnya harga minyak peluang kembangkan EBT

minyak turun (Foto Antara)

Jogja (Antara Jogja) - Pakar energi dari Universitas Gadjah Mada Deendarlianto mengemukakan momentum turunnya harga minyak dunia dapat menjadi peluang Indonesia untuk kembali mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).

"Perlu dianggap sebagai peluang agar menjadi solusi alternatif sebelum harga minyak dunia kembali naik," kata Deendar di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, di saat harga minyak dunia yang tertekan ke bawah, maka subsidi bahan bakar minyak (BBM) seyogianya dapat dialihkan ke sektor pengembangan energi baru terbarukan.

Pengalihan subsidi, kata dia, misalnya dapat diterapkan dalam bentuk pembangunan infrastruktur pendukung untuk pengembangan pembuatan pembangkit listrik berbasis EBT, seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM).

Di samping itu, pengalihan subsidi juga perlu menyasar harga jual EBT, karena hingga kini harganya masih jauh di atas BBM sehingga investasi pemanfaatan EBT menjadi tidak menarik karena mayoritas biaya

investasinya masih lebih mahal.

"Karena dari sisi harga (EBT) cukup tinggi, sehingga masyarakat masih sulit beralih ke EBT. Seperti bioetanol dari buah jarak saat ini masih lebih mahal dibanding BBM," kata dia.

Menurut Deendar, pengembangan potensi energi baru terbarukan hingga saat ini baru mencapai enam persen, padahal terget pemerintah mencapai 23 persen pada 2025.

Menurut dia pengembangan energi baru terbarukan perlu segera diupayakan pemerintah, dengan memanfaatkan sebagian alokasi subsidi BBM sebelum harga minyak dunia kembali naik.

Hal itu, menurut dia, mengingat persediaan minyak bumi di Indonesia yang semakin berkurang. Saat ini, Indonesia menghasilkan rata-rata 788 kilo liter per hari, dari sumur sumber minyak di Indonesia yang sebelumnya pernah menghasilkan 1 juta kilo liter per hari.

"Persediaan tersebut jauh dari kebutuhan minyak nasional yang saat ini mencapai 1,4 juta kilo liter per hari," kata Deendarlianto.
(.L007)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024