Orang tua diminta dampingi anak hadapi UN

id unas

Orang tua diminta dampingi anak hadapi UN

Pelaksanaan ujian nasional (Foto ANTARA)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta orang tua mendampingi anaknya saat menghadapi ujian nasional agar mereka mendapatkan hasil ujian yang terbaik.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rosyid di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan ketika anak berada di rumah hanya dengan saudara atau neneknya, tentu saja pendampingan untuk belajar sangat kurang, sehingga secara langsung memicu hasil Ujian Nasional (UN) sangat rendah.

"Hal ini menjadi salah satu permasalahan, mengapa Gunung Kidul sulit bersaing tingkat kelulusan UN dengan daerah lain di DIY," katanya.

Bahron berharap orang tua memberikan motivasi kepada anak saat akan menempuh UN. Masalah yang yang mencari pemicu rendahnya hasil UN, juga disebabkan beban psikis anak ketika akan menempuh UN.

"Biasanya anak akan takut ketika akan mengerjakan ujian, sehingga konsentrasinya akan terpecah. Masalah ini oleh sekolah juga telah dilakukan berbagai pendekatan dan kesiapan anak dengan `tryout` atau latihan-latihan mengerjakan soal UN," katanya.

Ia mengatakan prestasi siswa di Gunung Kidul tergolong tinggi, meski diakuinya nilai rata-rata masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya.

Dia mencontohkan prestasi anak-anak sekolah di Gunung Kidul yang menjadi juara hingga tingkat nasional.

"Ketika berkompetensi secara individu, kita sering menang namun ketika secara kelompok justru kalah," kata dia.

Pihaknya akan berusaha menaikkan prestasi siswa, terutama tingkat SD. Pada beberapa tahun terakhir, prestasinya terakhir dalam rata-rata nilai UN di tingkat DIY.

"Kami terus berbenah. Tahun ini, kami targetkan prestasinya bisa naik dibanding tahun lalu," katanya.

Kepala Bidang TK/SD Disdikpora Gunung Kidul Sri Andari mengatakan sebagian orang tua masih mementingkan kesibukan pekerjaannya sehingga tidak mendampingi anak saat belajar.

Hal itu, katanya, berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan siswa.

Selain itu, menurut dia, sebagian lainnya menganggap anak yang bekerja seusai sekolah bisa membantu perekonomian keluarga.

"Anaknya bisa mencari nafkah sambilan, seperti mencari belalang. Meski sehari hanya mendapat Rp10.000, tetapi orang tua melupakan tugas utama anak ialah belajar, bukan bekerja," katanya. ***4***

(U.KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024