Peneliti: pendidikan harus peduli kesejahteraan akal budi

id pendidikan

Peneliti: pendidikan harus peduli kesejahteraan akal budi

Ilustrasi (Foto Antara)

Jogja (Antara Jogja) - Pendidikan harus peduli pada kesejahteraan akal budi, emosi, spiritual, dan fisik seseorang, kata peneliti Association for Living Values Education, Hong Kong, Christopher Drake.

"Inti dari konsep pendidikan tersebut adalah memandang seseorang sebagai manusia utuh yang berpikir, merasa, menilai, berbeda secara budaya tetapi juga bagian dari satu keluarga dunia," katanya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu.

Pada "3rd International Conference On Educational Research and Innovation (ICERI) 2015", ia mengatakan pendidikan nilai bukan sekadar mata pelajaran dalam kurikulum, tetapi yang terutama adalah pedagogi.

"Pedagogi adalah falsafah pendidikan dan cara yang mengilhami serta mengembangkan nilai-nilai positif di dalam kelas," katanya.

Menurut dia, pengajaran berdasarkan nilai-nilai dan refleksi terpandu mendukung proses pembelajaran sebagai sebuah proses pemberian makna, memberi kontribusi bagi pengembangan cara berpikir kritis, imajinasi, pemahaman, kesadaran diri, keterampilan intrapersonal dan interpersonal serta mempertimbangkan orang lain.

"Agar memungkinkan adanya suasana belajar yang berdasarkan nilai, para pendidik tidak hanya diharapkan memiliki latar belakang pendidikan pengajar yang berkualitas dan pengembangan diri dalam hal profesi secara terus menerus, mereka juga butuh dianggap bernilai, dirawat dan dipedulikan di dalam lingkup masyarakat belajar," katanya.

Peneliti Australian Council for Educational Research, Australia, Elizabeth Hatnell-Young mengatakan etika berlaku pada semua tahap proses penelitian dan dibutuhkan peneliti untuk mempertimbangkan perilaku, menangani peserta serta bagaimana data dikumpulkan, disimpan dan ditulis.

Menurut dia, etika dalam proses penelitian adalah melalui identifikasi masalah, perencanaan metode, pengumpulan data, analisa data dan membuat kesimpulan.

"Hal itu bertujuan untuk menemukan solusi masalah mengajar, berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik, menyelesaikan persyaratan belajar, dan pertimbangan etis relevan di seluruh penelitian pendidikan," katanya.

Ketua Panitia ICERI 2015 Sri Atun mengatakan dalam konferensi itu peserta dapat berdiskusi tentang penelitian dan etika penelitian sekaligus meneliti tentang pendidikan karakter dan inovasi pembelajaran sejalan dengan kebijakan pendidikan.

"Harapan ke depan adalah hasil konferensi itu dapat memberikan rekomendasi untuk dapat membuat penelitian yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia," katanya.

ICERI 2015 dibuka Wakil Rektor IV UNY Suwarsih Madya dan diikuti sekitar 200 orang terdiri atas dosen, peneliti, guru, dan mahasiswa.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024