Sleman (Antara Jogja) - Objek wisata Candi Miri di perbukitan Prambanan, Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menawarkan keindahan alam sekitarnya dan suasana matahari terbenam kepada para pengunjung.
"Memang Candi Miri masih kalah pamor dengan candi-candi yang lebih megah lainnya, karena candi tersebut kondisinya memang masih belum utuh dan letaknya yang jauh dari permukiman penduduk. Berada di tengah hutan, dan sedikit sulit medan yang harus ditempuh karena di atas bukit," kata Ketua Desa Wisata Bokoharjo, Prambanan, Sadi, di Sleman, Selasa.
Menurut dia, jika ingin mencoba berkunjung ke candi yang berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman, tersebut, wisatawan akan merasakan sensasi tersendiri.
"Selain suasana yang sejuk dan sepi, pamandangan alamnya juga cukup memberikan kesan. Di dekat Candi Miri, jalan ke timur sedikit, ada tebing batu tlasar. Itu tapal batas DIY dengan Jawa Tengah. Digunakan untuk melihat sunset dan sunrise," katanya.
Ia mengatakan, pengunjung yang ke tebing ini bisa menikmati dua sisi pemandangan alam sekaligus. Ketika melihat ke barat, dimanjakan dengan pemandangan Yogyakarta dengan latar belakang Gunung Merapi.
"Ketika menghadap ke timur, bisa melihat Jawa Tengah," katanya.
Pria yang merangkap sebagai juru pelihara (jupel) Candi Miri, dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta ini juga berpendapat, lokasi tersebut dijuluki "Kuta-nya Yogyakarta".
"Belum lama saya mengantarkan tamu dari Bali. Dan memang diberikan julukan Kuta-nya Yogyakarta, meski tak melihat laut. Tapi hamparan sawah, gunung, dan langit," katanya.
Ia mengatakan, Candi Miri ini juga masih memendam misteri. Belum terlalu banyak penelitian yang dilakukan.
"Hanya tinggal puing-puing saja di sana, ada tiga yoni, umpak-umpak, dan enam dorpel," katanya.
Candi tersebut, kata dia, baru ditemukan sekitar 1973 oleh Radiman yang merupakan pemilik tanah tersebut. Awalnya, di daerah itu juga ditemukan sekitar 15 patung.
Menurut dia, banyak yang dijual oleh warga setempat karena belum terlalu mengetahui seberapa penting bangunan cagar budaya. Namun, juga ada yang tersisa dan saat ini masih disimpan di kantor BPCB Yogyakarta.
"Dulu ditemukan prasasti pereng, menceritakan bangau putih. Yang merupakan simbol dari (Dewa) Brahmana. Namun, untuk tujuan apa candi tersebut dibangun masih belum diketahui. Berbeda dengan Candi Barong misalnya. Di Candi Barong untuk pemujaan Dewi Sri," katanya.
Salah satu warga setempat Bibit, (36) mengatakan memang saat ini sudah ada yang mengenal situs tersebut.
"Tidak mesti ada wisatawan. Biasanya orang-orang yang mau camping," katanya.
V001
Berita Lainnya
BOB Kemenparekraf mendukung sport tourism dengan Sunset Run pantai Bantul
Sabtu, 21 Oktober 2023 20:05 Wib
Empat wisatawan tenggelam di pantai
Kamis, 19 Oktober 2023 6:29 Wib
TWC sebut sunset Yoga Berkebaya padukan pelestarian budaya dan olahraga
Senin, 21 Agustus 2023 18:27 Wib
Highlight rilis "AFTER SUNSET"
Selasa, 8 November 2022 6:13 Wib
BOB Sunset Run dan Festival Layangan dongkrak kunjungan wisatawan ke Bantul
Senin, 22 Agustus 2022 16:00 Wib
BOB Sunset Run di Laguna Depok memperkuat jenama kawasan wisata olahraga
Minggu, 21 Agustus 2022 7:51 Wib
Ratu Boko menawarkan wisata kuliner dan sunset di "Andrawina Barbekyu"
Jumat, 10 September 2021 22:41 Wib
Wapres nikmati "sunset" di Candi Ratu Boko
Jumat, 1 Januari 2016 19:40 Wib