Kredit bermasalah UMKM Bantul terendah se-Indonesia

id kredit macet

Kredit bermasalah UMKM Bantul terendah se-Indonesia

ilustrasi kredit UKM (jogja.antaranews.com)

Bantul (Antara) - Kredit bermasalah dengan debitur usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terendah se-Indonesia dengan angka 0,04 persen.

"Berkaitan dengan NPL (non performing loan) sampai dengan April 2016 sangat kecil, dan itu kenapa Bantul dapat penghargaan karena tunggakan terendah se-Indonesia," kata Pimpinan Cabang BRI Bantul, Wahyu Setiawan usai penandatangan MoU dengan Pemkab Bantul, di Bantul, Kamis.

Menurut dia, tunggakan sebesar 0,04 persen dari kredit usaha rakyat (KUR) yang telah dikucurkan kepada pengusaha mikro kecil di Bantul tersebut, hanya berasal dari seorang debitur dengan besaran tunggakan kurang lebih Rp4 juta.

"Kami harap kondisi dengan tunggakan kredit ini akan lebih memotivasi kami untuk lebih banyak dalam menyalurkan kredit ke UMKM," katanya.

Ia mengatakan, mengingat sudah ada MoU dengan Pemkab Bantul tentang pengucuran kredit mikro melalui KUR kepada UMKM di Bantul, meskipun hingga april pihaknya sudah menyalurkan sebesar Rp127 miliar dari kuota sebesar Rp264 miliar pada 2016.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, dengan tunggakan kredit mikro yang hanya di bawah satu persen ini menunjukkan bahwa sektor industri kecil di Bantul telah berjalan bahkan berkembang.

Dengan demikian, kata dia, diharapkan kondisi dengan iklim investasi yang kondusif ini dapat mendorong pertumbuhan usaha baru, maupun meningkatkan usaha yang ada untuk lebih berkembang dan meningkat skala usahanya.

"Terkait yang masih bermasalah kreditnya itu nanti juga ada pendampingan, kita datangi untuk mengetahui apa penyebabnya, supaya jangan sampai mecet selamanya, namun justru bisa berkembang," katanya.

Sedangkan Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, dengan nilai kredit bermasalah tersebut dinilai sangat kecil dan tidak berarti jika dibandingkan dengan jumlah kredit yang digulirkan badan usaha milik negara (BUMN) ke UMKM Bantul tersebut.

"Dan itu berarti pelaku UMKM di Bantul dipandang orang lebih jujur dan memiliki komitmen di dalam membayarkan angsuran wajib kepada BRI. Harapannya ini bisa mendorong pelaku UMKM lainnya," katanya.

(KR-HRI)