SBMPTN 2016 diharapkan tidak ada praktik perjokian

id SBMPTN 2016 diharapkan tidak ada praktik perjokian

SBMPTN 2016 diharapkan tidak ada praktik perjokian

Ilustrasi ujian masuk perguruan tinggi (Foto antaranews.com) (antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Ketua Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Rochmat Wahab mengingatkan peserta untuk menghindari aksi perjokian dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri itu karena mudah dilacak.

"Untuk mengantisipasi perjokian kami sudah menyiapkan sedemikian rupa. Bagaimana caranya melakukan perjokian sudah kami pelajari," kata Rochmat Wahab di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Senin.

Menurut Rochmat, peserta yang terdeteksi menggunakan jasa perjokian akan langsung dicoret dari daftar peserta.

"Tidak perlu kami umumkan namanya, namun langsung kami coret dari daftar peserta," kata dia.

Untuk menghindari munculnya praktik perjokian, Rochmat mengaku telah meminta ketua panitia lokal SBMPTN di seluruh Indobnesia untuk meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).

"Kami maupun pengawas memiliki tanggung jawab yang sama-sama besar untuk mengamankan kredibilitas SBMPTN," kata Rochmat.

Selain mengingatkan kepada peserta, ia juga meminta mahasiswa tidak tergoda melakukan praktik Perjokian yang dimanfaatkan untuk mencari keuntungan.

"Biasanya pelaku perjokian adalah mahasiswa senior dan pintar. Kami meminta jangan mengorbankan nama demi keuntungan yang tidak seberapa, apalagi dapat dikeluarkan dari kampus," kata dia.

"Harapan saya jaga nama anda karena menyangkut reputasi. Jangan berharap lulus karena pasti kena block," kata dia.

Lokasi ujian, menurut dia, akan dilakukan di empat PTN di Yogyakarta. Dengan pembagian khusus CBT diselenggarakan di Fakultas Kedokteran UGM dan UPT Pusat Komputer UNY.

Sementara tes tertulis Kemampuan Dasar Sains dan Teknologi (Saintek) dilakukan di UGM dan tes tertulis Kemampuan Dasar Sosial Humaniora (Soshum) di UPN dan UNY. Sementara tes tertulis bidang IPC dilakukan di UIN.

Rochmat berharap universitas yang terpilih sebagai penyelenggara SBMPTN berbasis komputer (CBT) telah memastikan ketersediaan genset sehingga tidak bergantung pada PT Pembangkit Listrik Negara (PLN).

"Kami menargetkan minimal 30 persen yang lolos melalui jalur SBMPTN sesuai kuota yang tersedia," kata dia.

(T.L007)