TPID Sleman: kenaikan harga kebutuhan masih wajar

id kenaikan kebutuhan pokok

TPID Sleman: kenaikan harga kebutuhan masih wajar

kebutuhan pokok (FOTO ANTARA/Seno S./pd/09.)

Sleman (Antara Jogja) - Tim Pengendali Inflasi Daerah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menilai kenaikan harga beberapa bahan kebutuhan pokok masih dalam kondisi wajar.

"Namun bukan tidak mungkin pergerakan harga kebutuhan bisa meroket tajam karena ekspektasi masyarakat begitu besar," kata Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman Iswoyo Hadiwarno, Kamis.

Menurut dia, TPID Kabupaten Sleman masih terus memantau perkembangan komoditas di pasaran.

"Operasi pasar kebutuhan pokok belum dilakukan karena kenaikan harga di pasaran dalam taraf relatif normal. Namun bukan tidak mungkin ke depan akan digelar untuk menekan harga," katanya.

Ia mengatakan, upaya yang telah dilakukan untuk menekan harga dipasaran dengan menyelenggarakan pasar lebaran. Bila upaya pasar lebaran ini berhasil menekan harga pasaran, maka operasi pasar tidak perlu lagi dilakukan.

"Pasar lebaran digelar SKPD terkait maupun pihak kecamatan," katanya.

Salah satu pasar lebaran digelar di Kecamatan Mlati, tepatnya di Gedung Serbaguna Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati.

Camat Mlati Suyudi mengatakan, pasar lebaran digelar untuk menekan harga kebutuhan masyarakat.

"Ada 100 paket sembako dengan selisih harga sampai Rp3m000 dari harga pasaran," katanya.

Ia mengatakan, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pasar lebaran juga digelar untuk mempromosikan produk-produk 35 UKM di Kecamatan Mlati.

"Berbagai sandang, produk kerajinan, makanan dan minuman, serta kebutuhan lebaran lain di sediakan dalam pasar lebaran," katanya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sleman Ariana Yulianti mengatakan, selama Ramadan inflasi selalu terjdi. Namun kenaikannya tidak signifikan.

"Beberapa komoditas yang dapat menyebabkan inflasi naik menjelang lebaran adalah daging ayam ras, minyak goreng, gula pasir, kentang, telur ayam ras, beras, bayem, wortel, kubis, angkutan udara," katanya.

Sedangkan komoditas yang memberi andil negatif menurunkan inflasi, seperti cabe merah, tomat sayur, bawang merah, cabe rawit, bensin turun, buncis, kelapa, kangkung, udang basah, dan kacang panjang.

"Namun untuk pastinya belum kami evaluasi berapa besaran inflasi yang terjadi," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024