Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan pemberian alat bantu penyandang disabilitas program Jaminan Kesehatan Khusus DIY pada 2016 bisa menyasar kepada sekitar 500 difabel di daerah itu.
"Kalau semester pertama 2016 alat bantu yang diberikan baru kepada sekitar 290 penyandang disabilitas, namun kita upayakan bisa sampai 500 orang hingga akhir semester dua ini," kata Kasi Pembiayaan dan Kemitraan Dinkes Bantul, Parjiyem di Bantul, Jumat.
Menurut dia, upaya agar alat bantu penyandang disabilitas dapat dibagikan kepada lebih banyak warga difabel itu karena pihaknya ingin memberikan kemudahan akses pelayanan kesehatan terhadap penyandang disabilitas yang sudah diatur dalam Perda Bantul.
Apalagi, kata dia, berdasarkan data yang tercatat di instansinya jumlah difabel se-Bantul mencapai sekitar 5.700 orang dengan keterbatasan yang berbeda-beda, sehingga mereka perlu dibantu dalam pemenuhan hak-hak untuk kesehatannya.
"Untuk semester kedua ini sasaran alat bantu akan diberikan kepada penyandang disabilitas di tiga kecamatan, yaitu Banguntapan, Pleret dan Piyungan. Itu akan dilaksanakan pada 31 Agustus ini sekaligus pencanangan pasien ke seribu untuk DIY," katanya.
Parjiyem mengatakan, dalam memberikan bantuan alat bantu pihaknya berkoordinasi dengan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat serta yayasan atau lembaga yang menangani serta mendampingi para penyandang disabilitas itu.
"Pemda DIY merupakan satu-satunya pemda di Indonesia yang menganggarkan pelayanan kesehatan dan alat bantu difabel. Dalam hal ini badan pelayanan Jamkesos DIY berkoordinasi dengan kami untuk selenggarakan pelayanan secara terpadu," katanya.
Sementara itu, pada Jumat (26/8) ini Dinkes Bantul membagikan sebanyak 30 alat bantu berjalan kepada penyandang disabilitas di daerah itu, alat bantu tersebut di antaranya kaki palsu, penguat kaki dan alat mobilisasi serta alat bantu lainnya.
Salah satu penyandang disabilitas asal Pajangan Bantul yang menerima bantuan, Ruwet mengaku sudah memakai alat bantu berupa kaki palsu sejak usia SD. Pada awalnya alat bantu diberikan gratis oleh yayasan, namun kemudian harus membeli dengan potongan harga.
"Awalnya gratis, tapi kemudian membeli sekali, namun alhamdulillah sekarang sudah ada bantuan dari pemerintah. Karena kalau membeli sepasang bisa sampai Rp5 jutaan," katanya yang sudah sejak gempa 2006 belum mengganti alat bantu yang lama itu.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Dinas Sosial Kulon Progo menyalurkan bansos pemberdayaan ekonomi difabel
Jumat, 1 Maret 2024 10:38 Wib
Bupati Sleman: Pasar Godean baru lebih ramah difabel
Kamis, 22 Februari 2024 21:03 Wib
Ganjar-Mahfud upayakan penyetaraan bagi difabel
Minggu, 4 Februari 2024 17:13 Wib
Capres Ganjar: Rancangan pembangunan harus ramah penyandang disabilitas
Senin, 29 Januari 2024 4:23 Wib
Balai dan sentra Kemensos diminta tingkatkan pemberdayaan disabilitas di Indonesia
Jumat, 12 Januari 2024 2:41 Wib
Didik Nini Thowok gandeng siswa difabel menari di Keraton Ratu Boko Prambanan
Jumat, 29 Desember 2023 17:24 Wib
KPU RI tingkatkan partisipasi difabel pada Pemilu 2024
Sabtu, 25 November 2023 7:06 Wib
Kulon Progo menyediakan Pusat Informasi Wisata Inklusif untuk difabel
Rabu, 1 November 2023 22:38 Wib