Yogyakarta perlu bangun "dry port"

id Yogyakarta perlu bangun dry port

Yogyakarta perlu bangun "dry port"

Ilustrasi pelabuhan (Foto ANTARA/Dok)

Jogja (ANTARA Jogja) - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu membangun "dry port" atau kawasan pelabuhan darat untuk mendukung pengembangan sistem logistik nasional, kata peneliti Center for Logistics and Supply Chain Institut Teknologi Bandung Anggadinata.

"Pembangunan `dry port` dapat menjadi solusi mahalnya biaya distribusi barang khususnya bagi pelaku industri kecil dan menengah," katanya pada "Sosialisasi Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional", di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, para pelaku industri dalam proses ekspor barang selama ini sering melakukannya secara terpisah, sehingga tidak efisien dan biayanya mahal. Oleh karena itu, pola distribusi barang perlu diubah dengan menyatukannya dalam satu kontainer yang sama dengan biaya pengiriman yang ditanggung bersama melalui "dry port".

"`Dry port` merupakan tempat kegiatan logistik. Di tempat tersebut akan diselesaikan sistem administrasi, termasuk kepabeanan dan kargo," katanya.

Ia mengatakan, ketika semua kegiatan administrasi dilakukan di "dry port", selanjutnya tinggal dimasukkan pelabuhan dan diberangkatkan.

"Keberadaan `dry port` tidak sekadar sebagai tempat bongkar muat dan `custom clearance`, tetapi juga menjadi `trade facilitator` atau tempat dilakukannya transaksi perdagangan internasional. `Dry port` juga dapat memfasilitasi penyiapan kargo tujuan ekspor agar memenuhi aturan sistem logistik negara pengimpor," katanya.

Menurut dia, "dry port` secara umum dapat didefinisikan sebagai tempat tertentu di daratan yang dilengkapi fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta sarana prasarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum.

Pengembangan "dry port", kata dia, memiliki banyak manfaat bagi semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan industri pelabuhan. Bagi pemetintah daerah, pencatatan ekspor yang dilakukan di "dry port" dapat meningkatkan dana perimbangan dari kegiatan ekspor.

"Konektivitas `dry port` di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diharapkan bisa menghubungkan pelabuhan di Semarang, Jawa Tengah, dan Surabaya, Jawa Timur, termasuk konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan kawasan industri," kata Anggadinata.

(B015)