Umat Hindu lakukan Melasti di Pantai Ngobaran

id upacara melasti

Umat Hindu lakukan Melasti di Pantai Ngobaran

Umat Hindu dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah melakukan Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Kabupaten Gunung Kidul. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Umat Hindu di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah melakukan Upacara Melasti Tahun Baru Saka 1935 di Pura Segara Ukir, Pantai Ngobaran, Kabupaten Gunung Kidul, Senin.

Upacara Melasti diawali arak-arakan Pratima, gunungan yang diiringi seni jathilan tetabuhan, seni tektek.

Sesajian atau pratima atau pralingga dari pura ditempatkan ditempat khusus yakni juli atau jempana, yang diarak kepantai ngobaran yang dianggap merupakan sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) didalam diri manusia dan alam.

Sebelum Upacara Melasti dilaksanakan, Umat Hindu melakukan upacara di pura yang dilanjutkan dengan sembahyang atau doa bersama diikuti oleh seluruh umat yang hadir.

Pada akhir kegiatan Melasti, dilanjutkan upacara pelarungan sesaji ke laut yang merupakan wujud dari dibuangnya enam sifat buruk manusia yakni Kama atau nafsu biologis, rakus, kemarahan, Madha atau kemabukan, kebingungan, serta dan sikap iri hati, serta pembersihan segala macam peralatan persembahyangan dari 15 pura yang ada di Gunung Kidul.

Ketua persatuan Hindu Darma Indonesia Gunung Kidul Purwanta di sela-sela upacara mengatakan upacara melasti merupakan rangkaian upacara Hari Raya Nyepi 1935 Saka, yang jatuh pada 12 Maret 2013.

"Melasti dilaksanakan umat Hindu untuk mensucikan Buana Ageng dan Buana Alit, sekaligus mensucikan pratima-pratima dari 15 pura diseluruh Gunung Kidul. Ini merupakan salah satu ucapan rasa syukur Umat Hindu kepada Tuhan,"kata Purwanta.

Ia mengatakan, Upacara Melasti yang bertepatan dengan purnama kesembilan, diawali dengan Ngateb Banten atau menyerahkan sesaji yang dipimpin oleh Wasi Triman dan diikuti para pemangku agama Hindu. Upacara melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.

Dia mengatakan, Melasti merupakan aplikasi dari ajaran Tri Hita Karana, yaitu palemahan (harmonisasi dengan alam), Pawongan (harmonisasi dengan Manusia), dan Parahyangan (harmonisasi dengan shang pencipta).

"Dengan Melasti diharapkan umat Hindu benar-benar memahami nilai Hindu supaya hidupnya damai,"katanya.

Pembimnas Hindu Ida bagus Wika Krihsna mengharapkan umat Hindu tetap menjaga tradisi lokal dan menjaga rutinitas dalam melaksanakan kegiatan di lingkungan pura masing-masing.

"Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan kepada umat Hindu Gunung Kidul,"katanya.

(KR-STR)