Pengamat: kader partai perlu miliki kesukarelaan berpolitik

id ari dwipayana ugm

Pengamat: kader partai perlu miliki kesukarelaan berpolitik

Istimewa (twiter@Ari Dwipayana)

Jogja (Antara Jogja) - pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana mengemukakan kader partai perlu memiliki kesukarelaan dalam berpolitik agar praktik koruptif yang dipicu akibat pemborosan biaya politik dapat dihilangkan.

"Kalau dulu kan istilahnya padat karya, dimana semua biaya politik ditanggung bersama-sama dengan kerja oleh kader, namun sekarang cenderung padat modal," kata Ari di Yogyakarta, Selasa.

Rekrutmen kader partai politik (parpol), menurut dia, menjadi hal dasar yang perlu diperhatikan dan diperketat dengan mengutamakn kader-kader yang telah memiliki kemandirian modal politik.

"Seorang kader yang sudah memiliki modal politik maka tidak perlu mengeruk biaya besar terlebih dahulu dalam memperoleh dukungan," katanya.

Menurut dia, membengkaknya belanja partai yang sebagian besar digunakan untuk membiayai kompetisi politik rata-rata sulit ditempuh dengan cara yang wajar oleh masing-masing partai.

"Kompetisi yang semakin mahal misalnya untuk biaya iklan, pengorganisasian tim sukses dan biaya konsultasi politik sangat rentan untuk didapat dengan cara-cara yang tidak wajar," katanya.

Sementara itu, menurut dia, persoalan biaya politik dapat terjadi di semua corak partai, baik yang berbasis agama maupun nasionalis atau sekuler.

"Tidak pandang corak dan label partai, pragmatisme berpolitik memungkinkan semua parpol untuk dikomersialisasikan," katanya.

Maraknya praktik koruptif yang dilakukan oleh parpol untuk memenuhi biaya politik, menurut dia, masih berpengaruh terhadap angka golput pada Pemilu 2014.

"Jelas maraknya citra tersebut (koruptif) sedikit banyak berpengaruh terhadap apatisme masyarakat untuk turut serta dalam pesta Politik 2014," katanya.

Saat ini, kata dia, merupakan momentum besar bagi tiap-tiap parpol untuk berbenah dan menghindarkan citra koruptif yang saat ini menjadi aib di tengah-tengah masyarakat calon pemilih.

"Kalau tidak mau ditinggalkan konstituen ya harus berbenah dan saat ini merupakan momentum besar untuk mengupayakannya," kata dia.
(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024