DIY masih endemik flu burung

id diy masih endemik

DIY masih endemik flu burung

ilustrasi (foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Seluruh kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini masih tetap berstatus endemik flu burung.

Hal itu di dikatakan Kepala Unit Respon Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tri Wahana Adiwijaya di Yogyakarta, Jumat.

"Meskipun pada awal Januari 2014 kasus flu burung di DIY cenderung menurun, bukan berarti sudah tidak endemik lagi," kata Tri Wahana.

Menurut dia, suatu area atau wilayah dinyatakan tidak berstatus endemik apabila selama kurun enam bulan secara berturut-turut tidak terjadi kasus kematian unggas akibat flu burung. Sementara itu, kata dia, dengan status endemik berarti suatu area tersebut masih memiliki potensi besar kasus flu burung baru.

Untuk merespon masih adanya potensi itu, menurut dia, masyarakat diajurkan untuk tetap memilih melapor dari pada menangani sendiri. Dengan penanganan yang dibantu petugas menurut dia akan lebih maksimal karena memiliki teknik khusus serta menggunakan disinfektan.

"Memang masyarakat sebenarnya juga dapat menangani sendiri kalau ada kasus flu burung. Biasanya dengan langsung menguburkan unggas yang mati. Tetapi tentu bekas virus flu burung membutuhkan disinfektan dan penanganan khusus,"kata dia.

Hingga saat ini, persediaan disinfektan untuk menangani flu burung di seluruh DIY tersisa 48 liter. Dinas Pertanian DIY, menurut dia, akan menambah stok persediaan sesuai tingkat kebutuhan.

Sementara itu, menurut dia, selama musim hujan wabah flu burung sangat cepat menyebar. Peternak diimbau untuk tetap menjaga kondisi unggas dengan memberikan penghangat.

"Di tempat yang lembab, unggas sangat berpotensi tertular virus flu burung. Oleh karena itu seyogiayanya tetap diberi penghangat misalnya dengan memberikan lampu," kata dia.

Kasus flu burung pada unggas di DIY pada awal 2014 dinilai cenderung mengalami tren penurunan jika dibandingkan awal 2013.

Menurut Tri Wahana, hingga 26 Januari 2014 kasus flu burung hanya terjadi di dua kabupaten yakni Kulon Progo dan Gunung Kidul dengan 130 kasus yang keseluruhan terjadi pada unggas.

"Meskipun mengalami anomali cuaca, pada awal tahun ini unggas yang positif terjangkit flu burung (H5N1) tidak banyak," katanya.

Meski demikian, ia menilai penurunan kasus itu juga dapat disebabkan menurunnya kesadaran masyarakat untuk melapor. Penurunan kesediaan masyarakat untuk melapor dapat disebabkan faktor kejenuhan.

"Kami tentu jarang menemukan langsung kasus flu burung kalau tidak mendapatkan laporan dari masyarakat. Sekarang ini laporan dari masyarakat menurun bisa saja karena mereka jenuh melapor," katanya.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024