Museum Batik Yogyakarta sepi pengunjung

id museum batik yogya

Museum Batik Yogyakarta sepi pengunjung

Kain batik dengan warna alami (Foto batikcakrabuana.blogspot.com)

Jogja (Antara Jogja)- Museum Batik Yogyakarta di Jalan Dr. Sutomo Kota Yogyakarta hingga saat ini masih sepi pengunjung jika dibandingkan dengan intensitas dan jumlah kunjungan di museum lain di kota itu.

Pengelola Museum Batik Yogyakarta Prayogo di Yogyakarta, Selasa, mengatakan baik saat libur panjang maupun libur akhir pekan, rata-rata pengunjung maksimal hanya mencapai 15 orang.

"Jumlah pengunjung masih belum mengalami peningkatan," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar pengunjung yang pernah mendatangi museum batik Yogyakarta hanya terdiri atas penggemar batik klasik serta kalangan peneliti dari berbagai perguruan tinggi.

Padahal, menurut dia, keberadaan museum batik pertama di Yogyakarta itu dapat menjadi sarana untuk mempelajari ribuan ragam batik beserta sejarahnya, khususnya di Jawa, bagi generasi muda.

"Setiap ribuan batik yang dikoleksi berkaitan dengan peristiwa tertentu pada zamannya dan memiliki makna filosofi sendiri-sendiri yang patut untuk dipelajari," katanya.

Selain itu, melalui museum tersebut mereka juga akan memahami bahwa batik yang diciptakan oleh nenek moyang lebih memiliki kualitas tinggi di bandingkan dengan kain batik yang diproduksi dengan teknologi mutakhir.

Ia berharap para pelajar atau mahasiswa dapat memanfaatkan kembali museum batik sebagai pusat pembelajaran sejarah kebudayaan Jawa.

"Kami berharap para pelajar mulai SD hingga perguruan tinggi kembali menggunakan museum batik sebagai sarana mempelajari sejarah batik sebagai aset kebudayaan," katanya.

Ia mengatakan museum yang pernah memperoleh penghargaan MURI atas karya "Sulaman Terbesar" batik berukuran 90x 400 centimeter persegi pada 2000 tersebut, hingga saat ini memiliki 1.500 koleksi batik tulis dan 700 koleksi batik cap.

Harga tiket masuk Rp15.000 baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.
(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024