Bantul dorong petani bangun rumah burung hantu

id burung hantu

Bantul dorong petani bangun rumah burung hantu

Burung hantu (Foto wong168.wordpress.com)

Oleh Heri Sidik

Bantul, 7/3 (Antara) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong petani di wilayah setempat untuk membangun rumah burung hantu di sekitar lahan pertanian guna mengendalikan populasi tikus sawah.

"Tahun lalu (2014) dari pemerintah daerah sudah membuat 40 rubuha (rumah burung hantu) di beberapa wilayah kawasan endemi tikus, harapannya bisa terus dikembangkan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Yunianti Setyorini, Sabtu.

Menurut dia, rubuha merupakan salah satu cara pengendalian binatang perusak tanaman pangan itu, karena dengan rumah itu kawanan burung hantu akan hinggap dan berkembang biak serta mencari makan dan memangsa tikus-tikus itu.

Ia mengatakan, beberapa wilayah Bantul yang tingkat populasi tikusnya paling tinggi di Sedayu, sebab di wilayah tersebut terdapat rel kereta api yang selama ini di bawahnya menjadi tempat tikus untuk bersembunyi.

"Beberapa tahun lalu kami juga melakukan pelepasan burung hantu di sekitar Sedayu, namun agar pengendalian lebih efektif harus ada rubuha di tengah sawah, tingginya bisa sekitar dua sampai tiga meter," katanya.

Pihaknya mengklaim rubuha yang didirikan di beberapa lokasi persawahan seperti di Sedayu, Pandak dan Kasihan tersebut dapat menekan populasi tikus, dan petani bisa menikmati hasil panen lebih baik dibanding sebelumnya.

"Ini salah satu upaya dalam pengendalian hama terpadu, dan saya yakini dari 40 rubuha yang didirikan pemerintah itu, saat ini jumlahnya sudah berkembang," katanya.

Ia mengatakan, rubuha dapat dibangun secara swadaya antara masyarakat dan petani setempat, setiap rubuha dengan bahan kayu rata-rata butuh biaya sekitar Rp750 ribu tergantung bahan dan ukuran.

"Yang penting nyaman untuk dihinggapi burung hantu, karena itu akan mempermudah dalam menangkap tikus sawah," katanya.

(KR-HRI)