Pemkab Kulon Progo susun "SID" sawah baru

id desain sawah baru

Pemkab Kulon Progo susun "SID" sawah baru

Areal persawahan yang terus terdesak oleh pemukiman, ilustrasi (Foto ANTARA)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyusun "Survei Investigasi Desain" (SID) cetak sawah baru mengantisipasi penyusutan lahan yang mengakibatkan produksi padi di wilayah tersebut turun.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan rencananya pemkab akan mencetak sawah baru dari lahan marginal seluas 450 hektare.

"Harapannya, survei investigasi desain (SID) selesai susun, kami akan melaksanakan cetak sawah baru secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah," kata Bambang.

Pada tahun 2015, kata Bambang, Dispertan merencanakan cetak sawah baru seluas enam hektare di Paingan, Sendangsari, Pengasih. Tapi persoalnnya, untuk membersihkan lahan dan pembuatan lahan membutuhkan alat berat.

"Kami belum menganggarkan biaya sewa alat berat. Sehingga, cetak sawah baru di Pengasih mengalami keterlambatan," kata dia.

Selain itu, untuk cetak sawah baru membutuhkan dukungan irigasi supaya tidak kekurangan air. Cetak sawah di Paingan, baru ada dua pipa enam inci untuk menyangga Sungai Serang sepanjang 60 meter.

"Potensi cetak sawah baru di Paingan, Pengasih, seluas 26 hektare. Hal ini disebabkan pengairan yang belum memadai, sehingga tidak bisa dimaksimalkan," kata Bambang.

Ia mengatakan anggaran yang dibutuhkan setiap mencetak sawah baru seluas satu hektare sebesar Rp15 juta.

Berdasarkan inventarisasi, kata Bambang, kawasan yang potensial untuk cetak sawah baur tersebut berada di wilayah Kecamatan Pengasih yakni di Bendung Tawang Pengasih mencapai 266, 43 hektare, di kawasan Margosari 6,58 hektare dan Sendangsari 30,63 hektare. Kawasan Bendung Tawang merupakan pengembangan irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak pada 2004.

Adapun di Kecamatan Sentolo meliputi kawasan Kaliagung 30,25 hektare, Sentolo 14 hektare, dan Banguncipto 13, 79 hektare. Sedangkan di Kecamantan Nanggulan meliputi Kawasan Donomulyo seluas 64,69 hektare.

"Cetak sawah baru di Kulon Progo membutuhkan anggaran lebih dari Rp6,75 miliar. Tentu, cetak sawah membutuhkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat dan Pemda DIY," kata dia.

Wakil Ketua DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono mengatakan cetak sawah baru ini untuk mengantisipasi penyusutan lahan sawah dengan adanya rencana pengembangan Kota Wates, dan mega proyek pembangunan lainnya.

"Perkembangan Kota Wates, kawasan industri dan bandara diperkirakan lahan sawah di Kulon Progo terjadi penyusutan 350 hektare sawah hingga 2020. Hal ini perlu diantisipasi sejak dini dengan mencetak sawah baru," kata Ponimin.

Ponimin mengatakan satua kerja perangkat daerah (SKPD) yang menangani yakni Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan), Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Dinkepenak), Bidang Pengairan DPU harus mulai menyusun langkah strategis untuk mencetak sawah baru dan membangun infrastruktur saluran irigasi.

Lebih lanjut, Ponimin mengatakan Pemkab Kulon Progo harus bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu - Opak (BBWSSO) DIY terkait pengairannya.

"Program cetak sawah ini harus masuk dalam kebijakan pemkab untuk membedah potensi Menoreh seperti di Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap dan Pengasih. Untuk itu, perlu memanfaatkan alur-alur sungai di wilayah ini supaya dapat mengairi sawah-sawah di Lereng Menoreh," katanya.

(KR-STR)