BBKB: batik tradisional jadi unggulan hadapi MEA

id batik

BBKB: batik tradisional jadi unggulan hadapi MEA

ilustrasi (Foto rustikaherlambangbatikdotcom.wordpress.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Balai Besar Kerajinan dan Batik menilai industri kerajinan batik bermotif tradisional dengan pewarna alam mampu menjadi salah satu produk unggulan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Batik motif tradisional dengan pewarna alam memiliki daya saing lebih tinggi dibanding dengan pewarna sintetis, apalagi batik printing," kata Kepala Seksi Konsultasi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB), Bachtiar Totosantoso di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, batik tradisional dengan pewarna alam memiliki potensi pasar lebih besar di kancah internasional, karena keunggulan budayanya yang tinggi, sekaligus ramah lingkungan.

Selain itu, ia mengatakan, batik dengan pewarna alam juga lebih diminati konsumen mancanegara karena memiliki corak warna yang lebih halus.

"Untuk peminat di dalam negeri mungkin jarang karena harganya lebih mahal, tapi di pasar internasional seperti Eropa peminatnya justru lebih besar," kata dia.

Dengan industri kerajinan batik tersebut, menurut dia, selain mampu mendorong daya saing produk lokal, para perajin ikut berkontribusi merawat budaya sekaligus menjaga kelestarian alam.

"Sayangnya belum banyak yang berani fokus memproduksi batik dengan menggunakan pewarna alam karena prosesnya dinilai lebih rumit dan mahal," kata dia.

Kepala Bidang Industri, Logam, Sandang, dan Aneka Disperindagkop DIY, Polin Napitupulu optimistis industri batik di daerah setempat telah memiliki kesiapan memadai untuk bersaing dengan produk luar negeri saat MEA diberlakukan akhir 2015.

"Kesiapan itu mengandalkan keunggulan sentuhan serta corak batik Yogyakarta yang tidak dimiliki negara lain," kata dia.

Kesiapan itu, menurut Polin, tercermin dari nilai ekspor batik di DIY yang rata-rata mengalami peningkatan 5-10 persen setiap tahun. Sehingga, sektor industri itu hingga saat ini menjadi andalan utama dalam peningkatan daya saing IKM di DIY. 

L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024