DPRD Bantul: RSUD hati-hati organ jenazah hilang

id DPRD Bantul

DPRD Bantul: RSUD hati-hati organ jenazah hilang

DPRD (Foto Istimewa)

Bantul (Antara) - DPRD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta RSUD Panembahan Senopati meningkatkan kehati-hatian dalam penanganan jenazah menyusul kasus hilangnya sebagian organ hidung pasien meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit tersebut.

"Kejadian hilangnya cuping hidung pasien ini jadi guru yang terbaik, sehingga ke depan rumah sakit harus lebih berhati-hati dalam menangani jenazah, terutama sebelum menyerahkan kepada keluarga," kata Sekretaris Komisi D DPRD Bantul, Ichwan Tamrin saat audiensi dengan pihak RSUD Panembahan Senopati terkait kasus itu di Bantul, Senin.

Kasus hilangnya cuping hidung sebelah kiri pasien meninggal bernama Wakiyah tersebut diketahui pihak keluarga sesaat sebelum dimandikan di rumah duka, setelah sebelumnya diantar menggunakan mobil jenazah untuk diserahkan dari rumah sakit kepada keluarga.

Pihaknya tidak berani berasumsi hilangnya hidung pasien itu, apakah terjadi pada saat proses penanganan jenazah di rumah sakit maupun saat berada di rumah duka, namun demikian pihaknya berharap perlu ada antisipasi supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi.

"Kalau perlu kondisi jenazah saat diantar ke pihak keluarga difoto, bahkan kalau perlu setelah sampai di rumah duka dan kain kafan dibuka juga difoto, agar di kemudian hari tidak terjadi seperti itu," kata Ichwan.

Menurut dia, kasus hilangnya cuping hidung pasien meninggal warga Desa Poncosari Bantul pada 30 Januari 2016 itu saat ini telah ditangani Polda DIY, setelah pihak keluarga mengadukan ke LBH untuk kemudian melaporkan kasus itu ke penegak hukum pada pertengahan Maret 2016.

"Kami berharap semua pihak bersabar menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan dari polisi untuk mengungkap kasus ini, karena kalau koita berpolemik justru berdampak besar pada masyarakat yang menjadi takut periksa di RSUD," katanya.

Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, jika kasus hilangnya cuping hidung jenazah ini telah terungkap maka semua menjadi jelas kebenarannya, dan seluruh masyarakat Bantul harus mengetahui supaya tidak ada polemik yang menimbulkan keresahan masyarakat.

"Kalau sudah seperti ini, masyarakat harus tahu semua supaya kasusnya menjadi terang, dan kalau ini merupakan fitnah, tentu rumah sakit harus mengambil langkah hukum, karena ini tidak main-main," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Bantul, Enggar Suryo Jatmiko mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus ini kepada kepolisian untuk mengungkap siapa pelaku yang menyebabkan cuping hidung pasien hilang dengan teriris rapi seperti pengakuan pihak keluarga pasien.

"Kami komitmen untuk mengawal kasus ini sampai tuntas, karena kasus ini sudah masuk polisi, kami berharap apa yang terjadi bisa bisa terungkap dengan tuntas," katanya.

Sedangkan, Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, I Wayan Sudana mengatakan, pihak rumah sakit sudah melakukan penanganan sesuai SOP sejak pasien masuk hingga merawat pasien itu, termasuk penanganan jenazah setelah dinyatakan meninggal dunia.

"Semua sudah ditangani sesuai SOP yang selanjutnya dibawa ke rumah duka, namun setelah dua jam kemudian ada keluhan itu (cuping hidung hilang). Sekarang masalah ini sudah masuk dan ditangani polisi, kami sepenuhnya menghormati proses yang dilakukan aparat," katanya.

(KR-HRI)