Perajin batik Kulon Progo targetkan peningkatan produksi

id batik

Perajin batik Kulon Progo targetkan peningkatan produksi

Ilustrasi (Foto Antara/Deni Priyatin/ags/15) ()

Kulon Progo (Antara Jogja) - Perajin batik di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan peningkatan jumlah produksi dengan memperluas pangsa pasar pada 2017.

"Kami menargetkan kenaikan jumlah produksi, tapi hal itu harus dibarengi dengan usaha pemerintah untuk tetap menggalakkan pemakaian batik hasil perajin bantik lokal," kata Wakil Ketua Asosiasi Pengrajin Batik Kulon Progo Umbuk Haryanto di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan sekitar 20 perajin batik yang tergabung dalam Asosiasi Pengrajin Batik Kulon Progo, setiap bulan rata-rata mampu memproduksi sekitar 500 hingga 1000 lembar kain batik, tergantung pemesanan dan tingkat kesulitan motif batik itu sendiri.

Ia mengatakan mulai mengembangkan beberapa motif baru selain motif batik khas Kulon Progo, yakni Geblek Renteng untuk meningkatkan jumlah produksi.

"Motif-motif baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar Kulon Progo," katanya.

Ketika bandara baru yang ada di Kecamatan Temon sudah mulai beroperasi, perajin juga berharap nantinya para pengrajin difasilitasi untuk memajang hasil karyanya di bandara tersebut.

"Kami berharap nantinya para perajin bisa mendapatkan `outlet` di dalam bandara sehingga bisa merambah pasar yang luas mengingat bandara tersebut merupakan bandara internasional," kata Umbuk.

Salah satu perajin batik Gulurejo, Gito, mengatakan batik abstrak kontemporer diharapkan menjadi ikon batik Kulon Progo.

"Kami berusaha memproduksi batik yang berbeda dengan produsen batik lain. Kami menciptakan berbagai motif batik untuk menarik konsumen," katanya.

Dengan modal pengalaman bekerja di percetakan batik, dirinya mendirikan rumah pembuatan batik pada 2010. Dengan modal seadanya, ia membeli bahan kain, pewarna, dan alat batik lengkap.

Selanjutnya, dirinya membuat berbagi motif batik, salah satunya batik abstrak kontemporer. Batik jenis itu merupakan batik tulis tanpa motif dengan cap atau dicetal. Namun, dibuat dengan karya tangan dan kreativitas tinggi agar menghasilkan corak dan warna-warni batik yang menarik.

"Permintaan batik abstrak kontemporer sangat tinggi. Motif ini dapat bagus dalam segala situasi," katanya.

Namun, ia mengaku mengalami masalah modal untuk membuat gerai batik. Terkadang, dirinya kesulitan modal saat mendapatkan pesanan yang cukup banyak, namun dirinya tidak putus asa.

Ia menjual batik abstrak kontemporer melalui media dalam jaringan, dan pemasaran dari mulut ke mulut.
"Cara ini sangat efektif untuk menjual batik," katanya.
KR-STR