Jepara belajar pengelolaan cagar budaya ke Sleman

id Disbud sleman

Jepara belajar pengelolaan cagar budaya ke Sleman

Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kabuapaten Sleman Aji Wulantara (kiri) menerima kenang-kenangan dari pimpinan rombongan Pemkab Jepara. (Foto Disbud Sleman)

Sleman, (Antara Jogja) - Sebanyak 17 orang dari Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mengunjungi Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk belajar tentang pengelolaan cagar budaya.

"Rombongan Kabupaten Jepara yang tiba di Sleman pada Senin (6/3) tersebut terdiri atas Komisi C DPRD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Bappeda dari Kabupaten Jepara yang dipimpin oleh Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jepara Sunarto," kata Kepala Bidang Dokumentasi, Sarana dan Prasarana Kebudayaan, Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Wasita, Selasa.

Menurut dia, setelah rombongan diterima Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara yang didampingi oleh Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisi Siswanto dan Kepala Bidang Kesenian Edy Winarya langsung dilakukan "sharing" pengalaman.

"Dalam kesempatan tersebut pimpinan rombongan Jepara Sunarto menyampaikan ketertarikannya untuk belajar tentang pengelolaan cagar budaya di Kabupaten Slemann," katanya.

Pemkab Jepara menilai Kabupaten Sleman dinilai memiliki potensi cagar budaya yang sangat beragam, dan tentunya memiliki strategi dan kiat khusus dalam pengelolaan cagar budaya dalam rangka untuk melestarikan potensi nenek moyang yang adiluhung.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara mengatakan bahwa Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman telah menjadi satuan organisasi tersendiri sehingga harus dituntut untuk fokus dan memiliki paradigma yang berbeda dari waktu waktu sebelumnya.

"Tugas berat yang diemban Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman adalah merubah paradigma kebudayaan yang selama ini hanya dianggap sebagai pelengkap atau asesories dalam berbagai bentuk atraksi pertunjukan semata," katanya.

Menurut dia, penanganan kebudayaan lebih ditekankan kepada implementasi nilai-nilai budaya atau "character bulding" untuk membentuk masyarakat dan pemerintahan yang berbudaya.

"Terlebih lagi dengan adanya Keistimewaan DIY maka ke depan pemahaman dan implementasi nilai-nilai budaya dalam masyarakat menjadi sesuatu hal yang sangat penting," katanta.

Ia mengatakan, diantara beberapa keprihatinan yang dirasakan saat ini adalah perilaku yang jauh dari tata nilai yang baik, diantaranya aksi vandalisme, buang sampah sembarangan, pelanggaran lalu lintas dan lainnya.

"Kami mengajak mereka untuk menyadari bahwa prilaku tersebut jauh dari norma-norma kesantunan dan tata nilai yang baik," katanya.***4***

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024