Polda selidiki pelaku pembacokan siswa melalui CCTV

id kapolresta yogyakarta

Polda selidiki pelaku pembacokan siswa melalui CCTV

Polisi, ilustrasi (ist)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Kepolisian masih menyelidiki ciri-ciri pelaku pembacokan yang menewaskan seorang siswa SMP di Yogyakarta pada Minggu (12/3) melalui rekaman CCTV yang terpasang di berbagai ruang publik di daerah itu.

"Identitas sementara belum diketahui, karena pelaku menggunakan sepeda motor KLX kami coba fokus melalui rekaman CCTV yang ada, kira-kira sepeda motor jenis itu pernah melintas di mana," kata Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Ahmad Dofiri di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, proses penyelidikan oleh pihak kepolisian saat ini masih bergantung dengan data rekaman CCTV mengingat masih minimnya keterangan saksi saat kejadian. "Kalau saksi hanya kakaknya yang melihat dan beberapa orang, itupun ciri-cirinya belum jelas," kata dia.

Sebelumnya, Ilham Bayu Fajar (17) siswa SMP Piri 1 Yogyakarta itu diketahui tewas dengan luka bacokan atau tusukan benda tajam di bagian dada depan hingga tembus ke bagian punggung belakang. Peristiwa itu terjadi di Jalan Kenari pada Minggu (12/3) sekitar pukul 01.00 WIB.

Peristiwa pembacokan itu bermula saat korban bersama teman-teman, termasuk kakak kandungnya, Fernando Suryo Pangestu (19), hendak pulang setelah bermain biliar di kawasan Jalan Solo dengan mengendarai sepeda motor.

Dofiri memprediksi jumlah pelaku lebih dari satu orang. Hal itu sesuai keterangan kakak kandung korban kepada petugas kepolisian. "Yang menyabetkan (senjata tajam) hanya satu orang, tetapi mungkin ada dua atau tiga motor," kata dia.

Pascakejadian itu, menurut dia, pihak kepolisian setempat akan menggencarkan patroli dan razia senjata tajam terhadap setiap gerombolan di jalanan pada tengah malam di daerah setempat.

"Patroli kami tidak kurang-kurang, hampir saja setiap hari tertangkap dia yang membawa senjata tajam seperti gear motor, dan lain-lain," kata dia.

Selain itu, Polda DIY dengan menggandeng para akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) juga sedang menyiapkan strategi khusus untuk mencegah berulangnya kasus kekerasan remaja yang selama ini kerap disebut "klitih" itu.

"Para peneliti dari UGM kemarin sudah kami undang khusus untuk meneliti masalah ini. Hasil kajian selanjutnya kami padukan dengan kajian empiris kami. Mudah-mudahan akhir bulan ini sudah ada formulanya," katanya.***2***

(L007)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024