Warga terdampak longsor jlagran tempati Rusunawa Gemawang

id korban longsor jlagran,tempati rusunawa,rusunawa gemawang

Warga terdampak longsor jlagran tempati Rusunawa Gemawang

Ilustrasi, korban longsor di Kampung Jlagran, Pringgokisuman, Kota Yogyakarta di pinggir Sungai Winongo. (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Sebanyak empat kepala keluarga yang terdampak longsor di Jlagran Yogyakarta untuk sementara diungsikan ke Rusunawa Gemawang hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi selesai.

"Penempatan warga terdampak longsor di Jlagran dilakukan setelah warga setuju dipindahkan sementara. Pemerintah Kota Yogyakarta berkoordinasi dengan Pemerintah DIY untuk penempatan warga terdampak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Senin.

Lokasi longsor di Jlagran berada di bantaran Sungai Winongo. Lokasi tersebut longsor saat Kota Yogyakarta diguyur hujan lebat sebagai dampak Siklon Cempaka akhir November 2017.

Menurut dia, selain keempat keluarga warga Jlagran, masih tercatat delapan kepala keluarga warga Juminahan yang juga menjadi korban terdampak longsor bantaran Sungai Code akibat Siklon Cempaka.

Namun, lanjut Agus, warga enggan ditempatkan di Rusunawa Gemawang dan lebih memilih tinggal di rumah saudara mereka.

"Kami sudah tawarkan agar warga menempati Rusunawa Gemawang, tetapi tidak mau," katanya.

Selama tinggal di Rusunawa Gemawang, warga tidak dipungut biaya apapun. Bahkan, jika warga bersedia tinggal selamanya di rumah susun tersebut bisa difasilitasi untuk berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY.

Hingga dua bulan pascasiklon, kedua lokasi longsor belum diperbaiki dan baru dilakukan penanganan sementara yaitu menutup lokasi longsor dengan terpal untuk mengurangi potensi longsor susulan saat hujan.

"Di Jlagran, juga sudah dipasang penanda sebagai batas aman. Masyarakat memang diminta untuk terus waspada apalagi musim hujan belum mencapai puncaknya," katanya.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Djoko Budiyono mengatakan hujan sedang hingga lebat berpotensi turun di wilayah DIY hingga akhir Januari.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada dasarian pertama Januari, curah hujan mencapai 195 milimeter per dasarian atau masuk kategori curah hujan tinggi sehingga warga diminta tetap waspada.

Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari dengan curah hujan bisa mencapai lebih dari 500 milimeter per bulan. (U.E013) 15-01-2018 15:51:19
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024