Pengamat: pemilih difabel perlu mendapatkan perhatian khusus

id UMY

Pengamat: pemilih difabel perlu mendapatkan perhatian khusus

UMY (Foto Istimewa) (istimewa)

Yogyakarta (Antaranewsjogja) - Pemilih yang memiliki keterbatasan fisik atau difabel perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak pada 27 Juni 2018, kata pengamat politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bambang Eka Cahya Widodo.

"Pemilih difabel harus mendapatkan pelayanan yang dapat menunjang hak mereka untuk memilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada)," kata Bambang yang juga dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan bidang Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan, beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain menyediakan tempat pemungutan suara (TPS) khusus, mempermudah atau menyediakan TPS keliling, serta menyediakan sarana prasarana khusus dan template khusus untuk tunanetra.

Hal itu, menurut dia, perlu dilakukan karena masih banyak penempatan TPS yang tidak sesuai tempatnya untuk kalangan difabel, contohnya TPS yang berada di daerah perbukitan. Kondisi itu yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara pemilu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Selain itu, akses berita dan informasi tentang pilkada juga sangat dibutuhkan para pemilih difabel. Pemilih difabel tetap memiliki kesempatan atau hak yang sama dalam pilkada," kata mantan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu.

Di sisi lain, Bambang mengingatkan bahwa suara pemilih difabel sangat rawan dan bahkan juga dapat dimanipulasi. Apalagi pemilih yang dibantu, seperti pemilih tunanetra yang dibantu lantaran TPS tidak memiliki atau tidak menyediakan template khusus bagi mereka.

"Oleh karena itu, kami mengharapkan agar pelayanan bagi para difabel dalam pilkada bisa lebih baik lagi, karena mereka juga memiliki hak suara dalam memilih, sama seperti orang-orang pada umumnya," kata Bambang.

(B015)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024