Sekjen PBB menyerukan dukungan baru penghapusan senjata nuklir

id pbb, nuklir

Sekjen PBB menyerukan dukungan baru penghapusan senjata nuklir

Gedung PBB di New York (Foto beritahankam.blogspot.com)

Jenewa (Antaranews Jogja) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Senin, meminta upaya baru untuk menghapus senjata nuklir, yang memicu tanggapan hati-hati dari utusan negara bersenjata atom, yang selama puluhan tahun berbeda pandangan mengenai pelucutan senjata nuklir.
Saat berbicara dalam Konferensi Perlucutan Senjata di gugus Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Guterres mengatakan banyak negara masih salah berpikir bahwa senjata nuklir membuat dunia lebih aman.
"Ada kecemasan besar dan bisa dibenarkan di seluruh dunia tentang ancaman perang nuklir," katanya.
"Negara tetap berpegang pada gagasan salah bahwa senjata nuklir membuat dunia lebih aman. Di tingkat dunia, kita harus bekerja menuju momentum baru untuk menghilangkan senjata nuklir," katanya.
Konferensi Perlucutan Senjata adalah forum utama untuk pelucutan senjata nuklir, namun sejak tahun 1996 telah menemui jalan buntu karena ketidaksepakatan dan ketidakpercayaan antara negara pemilik nuklir yang saling bersaing.
Duta besar dari Amerika Serikat, China dan Prancis mengatakan bahwa mereka memiliki keprihatinan yang sama tentang lingkungan keamanan saat ini namun komentar mereka menyarankan bahwa ini akan menjadi perjuangan berat untuk mengakhiri dua dekade kebuntuan dalam perundingan nuklir.
Duta Besar Amerika Serikat Robert Wood mengatakan negosiator perlu "melihat realitas yang ada" dan menerima bahwa permintaan perlucutan senjata nuklir dalam waktu dekat tidak realistis.
Bukan waktunya untuk prakarsa pelucutan senjata baru yang berani, namun Amerika Serikat berkomitmen pada aspirasi guna menghilangkan senjata nuklir dan akan mendukung komitmennya, kata Wood.
"Bahkan di masa-masa sulit ini, Amerika Serikat akan mengupayakan pengembangan langkah-langkah yang mungkin efektif dalam menciptakan kondisi untuk perundingan perlucutan senjata nuklir di masa depan," katanya kepada forum tersebut.
Duta Besar China Fu Cong mengatakan China menghargai usaha Guterres namun mengatakan bahwa reformasi seharusnya tidak terburu-buru.
"Mengurangi peran senjata nuklir dalam doktrin keamanan nasional dan meninggalkan kebijakan pencegahan nuklir berdasarkan penggunaan pertama senjata nuklir merupakan ukuran pelucutan senjata nuklir yang paling praktis dan layak saat ini," kata Fu.
Duta Besar Prancis Alice Guitton mengatakan bahwa pernyataan Guterres sangat tepat waktu, namun pelucutan senjata tidak dapat diputuskan, hal itu perlu dibangun dengan kesabaran, ketekunan dan realisme.
Guterres mengatakan bahwa perundingan seharusnya tidak hanya menargetkan senjata nuklir, kimia dan konvensional, tetapi juga senjata otomatis dan tak berawak, kecerdasan buatan, bioteknologi dan sistem berbasis ruang angkasa.
Saat ini ada sekitar 150.000 senjata nuklir di seluruh dunia dan perdagangan senjata berkembang lebih banyak sejak perang Dingin, dengan pengeluaran 1,5 triliun dolar setiap tahunnya, katanya.
Tabu pada uji nuklir dan penggunaan senjata kimia itu berada di bawah ancaman, katanya menambahkan, saat pembahasan mengenai senjata nuklir taktis bergerak ke arah sangat berbahaya.