Polda akan menelusuri kasus "skimming" di Yogyakarta

id kapolda diy

Polda akan menelusuri kasus "skimming" di Yogyakarta

Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dhofiri (jogja.antaranews.com)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dhofiri menyatakan akan menelusuri kemungkinan adanya kasus pembobolan bank bermodus "skimming" di wilayah Yogyakarta.

"Nanti kita coba telusuri, yang mengungkap itu kan Polda Metro ya, nanti akan kita cek kembali," kata Dhofiri saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Dr S Hardjolukito Yogyakarta, Senin.

Sebelumnya, hasil pengembangan kasus yang dilakukan Penyidik Polda Metro Jaya?menyebutkan Yogyakarta sebagai salah satu daerah sasaran jaringan sindikat pembobol saldo nasabah BRI untuk menyimpan alat "deepskimmer" pada mesin ATM selain Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Denpasar Bali.

Mengenai hal itu, Dhofiri mengakui hingga saat ini belum mendapatkan laporan langsung. Oleh sebab itu, Polda DIY akan mempelajari data hasil pemeriksaan dari Polda Metro Jaya dan segera melakukan pengecekan langsung di wilayah Yogyakarta.

"Ini kan hasil pengembangan dari sana ternyata pernah melakukan juga di sini (Yogyakarta), nanti akan kami cek satu per satu laporan pemeriksaannya. Datanya masih belum pegang karena yang mengungkap kan dari sana," kata Dhofiri.

Ia juga mengatakan hingga saat ini belum mendapat laporan adanya korban "skimming" di Yogyakarta. "Ya akan kami cek karena bisa jadi laporannya bukan sekarang, tapi kemarin-kemarin. Makanya akan kami cek. Mudah-mudahan bisa diungkap," kata Dhofiri.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Derah Istimewa Yogyakarta Budi Hanoto mengaku belum mengetahui secara pasti terkait kemungkinan adaya korban kasus kejahatan dengan modus "skimming" di Yogyakarta. "Saya belum tahu pasti ya," kata dia.

Meski demikian, terkait kasus itu, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan memanggil para pimpinan perbankan di DIY untuk merumuskan perlindungan terhadap konsumen/nasabah.

"Intinya kami berkoordinasi dan ingin menindak tegas kalau ada oknum dari dalam. Saya rasa beberapa bank juga akan melakukan tindakan analisis. Bahkan BRI mengganti," kata dia.

Budi juga mengingatkan para nasabah agar senantiasa waspada dan berhati-hati saat menggunakan jasa transaksi ATM di tempat umum. Sebelum bertransaksi, perlu dipastikan ada atau tidaknya kamera tersembunyi atau hal lain yang mencurigakan.

"Kemudian kami juga mengimbau masyarakat tetap berhati-hati, senantiasa menjaga kerahasiaan data. Jangan sampai mentang-mentang punya `mobile banking` terus melakukan transaksi menggunakan wifi umum, di situ ada peluang kejahatan," kata dia.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024