Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan Yogyakarta menemukan kerupuk mengandung bahan pewarna rhodamin B saat mengambil sampel bahan makanan yang dijual di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kami mengambil 13 sampel bahan makanan yang dijual di Pasar Wates setelah dilakukan uji laboratorium ternyata ditemukan kerupuk berwana pink menggunakan pewarna rhodamin B," kata salah seorang Pengawas Farmasi Balai POM Yogyakarta Rossy Hartati di Kulon Progo, Senin.
Ia mengatakan sebanyak 13 bahan makanan yang dijadikan sampel sebagian besar kerupuk, mi basah, lanting, dan rengginang.
Berdasarkan hasil uji, dari 13 sampel bahan makanan tersebut ada dua sampel yang positif mengandung rhodamin B. Keduanya berupa kerupuk sermier dari dua pedagang berbeda. Penemuan rhodamin B dan bahan berbahaya lain pada bahan makanan dalam pengawasan BPOM Yogyakarta di Pasar Wates bukan kali ini saja.
"Rhodamin B bukan pewarna untuk makanan karena dapat membahayakan kesehatan. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit kanker" katanya.
Rossy mengatakan pihaknya memberikan rekomendasi ke pengelola pasar mengenai informasi hasil uji laboratorium ini. Berdasarkan pengakuan pedagang, kerupuk sermier itu dari Purworejo, Jawa Tengah.
"Sejauh ini untuk suplai barang-barang di pasar di bawah pengawasan pengelola pasar, kami hanya bisa menginformasikan hasil uji laboratorium. Itu sepenuhnya ada di pengelola pasar," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kulon Progo Bambang Widodo mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan TPIP agar menegur produsen pembuat kerupuk dari Purworejo.
Ia mengatakah setiap kegiatan pengawasan makanan petugas selalu menemukan obat berbahaya. Penjual di Pasar Wates ini mendapatkan distributor, sehingga kalau melakukan pemeriksaan dan penindakan seharusnya terhadap produsen.
"Sampai kapan pun kalau produsennya tidak ditindak tegas, petugas akan selalu menemukan makanan yang mengandung zat berbahaya," katanya.
Salah satu pedagang yang menjual kerupuk sermier, Murni, mengaku tidak mengetahui kerupuk sermier yang dijualnya mengandung bahan berbahaya.
"Kami kulakan kerupuk sermier yang berwarna lebih cerah tersebut sekitar lima kilogram, termasuk kulakan kerupuk sermer yang berwarna kurang cerah," katanya.
Berita Lainnya
Kerja sama Indonesia-China bertambah kuat, papar Luhut Pandjaitan
Minggu, 21 April 2024 14:18 Wib
Ternyata, belum ditemukan risiko kasus virus B di RI
Selasa, 9 April 2024 17:14 Wib
Sertifikasi B Corp bukti perusahaan Indonesia mencapai SDGs
Rabu, 13 Maret 2024 0:38 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Anies Baswedan kampanye di Sulawesi Utara
Senin, 5 Februari 2024 10:12 Wib
TBRS dikembangkan Pemkot Semarang jadi pusat seni budaya
Sabtu, 27 Januari 2024 18:20 Wib
Rumah warga rusak dan tutup akses jalan akibat longsor
Selasa, 23 Januari 2024 2:22 Wib
Jarak luncur lava erupsi Lewotobi tiga km
Selasa, 16 Januari 2024 5:27 Wib