Wistawan diminta waspadai gelombang tinggi

id gelombang tinggi

Wistawan diminta waspadai gelombang tinggi

Ilustrasi--Waspada Gelombang Tinggi () (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pengunjung wisata pantai untuk memperhatikan kondisi gelombang sebelum bermain air di kawasan bibir pantai.
     
Sekretaris Dispar Kulon Progo Roehedy Goenoeng di Kulon Progo, Jumat, mengatakan kondisi gelombang pantai selatan belum stabil, karena diperkirakan gelombang pasang masih akan terjadi hingga Selasa, 31 Juli.
     
"Kami mengimbau kepada pengunjung, tidak bermain air saat berwisata ke pantai. Selain itu, mematuhi rambu-rambu pantai dan imbauan petugas di lapangan," imbau Roehedy.
   
 Ia mengatakan Dispar belum mempunyai data kerugian sektor pariwisata kawasan pantai akibat gelombang pasang. Hal ini dikarenakan tim yang diterjunkan untuk memantau di lapangan tidak dibekali cara menghitung kerugian.
   
 Adapun rincian kerusakan kawasan objek wisata pantai, yakni Pantai Bugel dengan kerusakan warung makan rusak parah, tiga pohon cemara udang hanyut. Pantai Trisik kerusakan meliputi kolam renang rusak parah, laguna kemasukan air rusak parah, dan 20 unit perahu wisata keseret ke utara mangalami kerusakan.
     
Selanjutnya, wisata mangrove, kerusakan meliputi tambak rusak parah, warung makan Marino hancur dan lopel hancur. Pantai Glagah, kerusakan meliputi kolam renang anak rusak parah, warung-warung kemasukan air dan pasir, serta akses jalan masuk ke pantai, tertutup air.
     
"Saat ini, secara bertahap pelaku wisata sudah mulai membersihkan sampah dan kerusakan akibat gelombang pasang," katanya.
     
Roehedy mengatakan untuk memulihkan sektor pariwisata, rencananya, Minggu (29/7), Dinas Lingkungan Hidup akan membersihkan sisa-sisa sampah dan bangunan yang rusak di Panti Trisik.
     
"Kami juga telah mengajukan bantuan di APBD perubahan 2018 untuk mengadakan Trisik festival yang berisi kegiatan kuliner, taman lampion dan pentas seni. Kegiatan dilakukan jangka waktu yang cukup panjang, yaitu minimal 14 hari yang diharapkan bisa mengangkat semangat masyarakat di pesisir terus semangat membangun wilayahnya dengan kegiatan kepariwisataan," katanya.