Pekanbaru, Riau (Antaranews Jogja) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan penelitian yang dilakukan kementerian/lembaga harus berfokus pada Rencana Induk Riset Nasional agar tidak saling tumpang tindih.
"Pada 2017, anggaran penelitian mencapai Rp24,9 triliun yang tercecer pada seluruh kementerian/lembaga. Akibatnya, penelitian menjadi tumpang tindih," kata Nasir pada Puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional XXIII 2018 di Pekanbaru, Jumat.
Nasir mengatakan salah satu tujuan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional adalah untuk mengintegrasikan penelitian yang ada di kementerian/lembaga.
"Integrasi riset itu untuk mencapai kejayaan teknologi Indonesia," ujarnya.
Terdapat 10 fokus penelitian pada Rencana Induk Riset Nasional, yaitu pangan dan pertanian, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi dan komuniksi dan "advance material" atau teknologi maju.
Kemudian, pertahanan, energi dan energi baru terbarukan, kemaritiman, manajemen bencana serta sosial, humaniora, budaya dan pendidikan.
"MUdah-mudahan kebangkitan teknologi bisa memberikan manfaat, dampak yang positif bagi pembangunan ekonomi di masa depan," katanya.
Berita Lainnya
Menristekdikti: usut tuntas kematian dua mahasiswa di Kendari tewas
Sabtu, 28 September 2019 9:20 Wib
Menristekdikti dorong ekonomi rakyat tumbuh berbasiskan teknologi
Minggu, 25 Agustus 2019 12:11 Wib
Menristekdikti mengajukan dana abadi perguruan tinggi masuk peringkat 200 dunia
Sabtu, 17 Agustus 2019 2:05 Wib
Menristek mengaku sudah mengantongi izin presiden datangkan rektor asing
Kamis, 1 Agustus 2019 14:32 Wib
Kemenristekdikti menindaklanjuti rencana perekrutan rektor luar negeri
Senin, 22 Juli 2019 17:57 Wib
Menristekdikti meluncurkan mobil listrik Universitas Negeri Yogyakarta
Sabtu, 22 Juni 2019 0:02 Wib
Menristekdikti: Indonesia memproduksi mobil listrik pada 2025
Jumat, 21 Juni 2019 23:55 Wib
Menristekdikti: kampus harus bebas dari diskriminasi
Sabtu, 4 Mei 2019 0:50 Wib