Tiga kecamatan di Bantul dilaporkan mengalami kekeringan

id air bersih

Tiga kecamatan di Bantul dilaporkan mengalami kekeringan

Ilustasi distribusi air bersih di wilayah kekeringan (Foto Antara)

Bantul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan sebagian masyarakat di wilayah tiga kecamatan setempat dilaporkan mengalami kekeringan atau kesulitan air bersih akibat musim kemarau 2018.
    
"Kalau untuk kekeringan itu ada tiga kecamatan, pertama ada di Piyungan, Imogiri dan Dlingo, sementara yang paling banyak minta bantuan droping air dari tiga kecamatan itu," kata pelaksana tugas (plt) Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Rabu.
    
Menurut dia, kejadian kekeringan atau kesulitan air bersih yang dialami masyarakat di sebagian Bantul karena menipisnya persediaan sumber air tanah sudah terjadi setiap tahun pada musim kemarau, terutama saat puncak musim kering itu.
    
Di tiga kecamatan yang dilaporkan alami kekeringan itu, menurutnya karena sebagian wilayahnya berada di daerah dataran tinggi dan perbukitan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat harus mendapat distribusi bantuan air.
    
"Yang kecamatan lain Alhamdulillah belum ada, mudah-mudahan tidak terjadi kekeringan yang signifikan di Bantul," kata Dwi Daryanto yang juga menjabat Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bantul ini.
    
Dia menjelaskan, guna menangani wilayah-wilayah yang dilaporkan mengalami kekeringan saat kemarau ini, maka BPBD Bantul siap mendistribusikan air bersih dengan tangki jika ada permohonan dari masyarakat melalui pemerintah desa setempat.
    
"Dan sampai saat ini untuk droping air bersih ke wilayah kekeringan tidak ada kendala, dan kita kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat baik PMI (Palang Merah Indonesia), Tagana dan sebagainya. Jadi Bantul terbuka siapa yang mau bantu," katanya.
     
Akan tetapi, kata dia, jika ada alemen lain di luar BPBD yang akan memberikan bantuan distribusi air harus komunikasi dengan lembaganya, supaya bantuan tepat sasaran kepada warga yang benar-benar mengalami kesulitan air bersih sehari-hari.
    
"Saat ini dari BPBD sendiri untuk droping air hampir 100 tangki, belum dari Tagana dan PMI. Kita siap droping sampai batas masyarakat tidak minta air lagi. Mungkin sampai September nanti karena puncak musim kemarau itu di Agustus-September ini," katanya.