Pemkab: penurunan harga bawang petani dinilai wajar

id bawang merah

Pemkab: penurunan harga bawang petani dinilai wajar

Ilustrasi petani panen bawang merah (Foto antarafoto.com)

     Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan penurunan harga bawang merah di tingkat petani pada musim panen sekarang ini dinilai sebagai hal yang wajar.
     "Kalau harga di pasar tetap, tapi di tingkat petani ke pengepul yang menurun itu dimaklumi, karena memang bawang merah itu komoditas pertanian yang tidak bisa disimpan lama," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Jumat.
     Informasi yang diterima dari kalangan petani bahwa harga bawang merah hasil panen petani pada September ini sempat turun dibanding sebelumnya atau berkisar antara Rp7000 sampai RP8.000 per kilogram.
     Menurut dia, penurunan harga bawang petani ke pengepul ini karena bertepatan dengan musim panen raya komoditas hortikultura itu, namun demikian saat ini harga bawang petani sudah berangsur naik.
     "Jadi memang ketika dipanen barangnya berlebihan, sementara kebutuhan masyarakat kan tetap, tidak bertambah sesuai dengan kebutuhan harian atau bulanan, nah sekarang barangnya lebih, sempat turun karena panen itu," katanya.
     Subiyanta mengatakan, meski harga bawang merah panen petani turun, namun petani tetap harus menjual dan tidak dapat menyimpan dalam waktu lama sambil menunggu harga normal, karena justru dikhawatirkan membusuk.
     Disinggung mengenai apakah ada upaya dari pemerintah untuk memutus rantai distribusi bawang agar bawang petani langsung diserap pasar, menurut dia, bisa saja dilakukan, akan tetapi itu akan menggangu stok di pasar.
     "Itu memungkinkan dalam arti tidak lewat pengepul, tetapi perlu diingat keterseidan di pasar juga terbatas sesuai dengan jumlah alokasi yang setiap hari di pasar itu ada, jadi kalau pengepul itu dia punya strategi," katanya.
     "Apalagi tidak semua pasar itu pedagang menerima penuh dari petani, jadi memang keberadaan pengepul sangat kita butuhkan dalam konteks komoditas pangan yang tidak lama bisa disimpan," katanya.***3***
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024