Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan mendistribusikan air bersih di wilayah Gedangsari dan Ngawen karena kondisi geografis yang berbukit dan minimnya tampungan air.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edi Basuki di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan sampai saat ini, wilayah utara di Kecamatan Gedangsari masih kekurangan air bersih.
"Kami masih melakukan droping air bersih di wilayah yang dilanda bencana kekeringan. memasuki puncak musim kemarau ini, kendala yang dihadapi yakni minimnya tampungan air bersih di wilayah utara Gunung Kidul, sehingga distribusi air bersih yang dilakukan saat ini tidak maksimal," kata Edi.
Dia wilayah tersebut tidak setiap tempat memiliki tampungan air. Akibat tidak adanya tampungan, air yang didistribusikan ke warga dimasukan ke dalam sumur dan ember milik warga. Sehingga bantuan air yang didistribusikan tidak dapat bertahan lama.
"Berbeda halnya dengan wilayah selatan seperti kecamatan girisubo, tepus dan tanjungsari yang sudah memiliki tampungan air," katanya.
Edi mengatakan seperti di wilayah utara Gunung Kidul, seperti Kecamatan Nglipar dan Gedangsari. "Kami mendorong jika ada pihak swasta yang memberikan bantuan diharapkan juga membangun bak penampungan air," katanya.
Warga Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari Dewi Sriyani mengaku dapat bolak - balik ketempat tersebut sebanyak empat kali ke bak penampungan, atau jalan kaki hingga belasan kilometer untuk mencari air bersih.
"Air bersih untuk kebutuhan minum dan masak. Sedangkan untuk kebutuhan mencuci terpaksa harus mencari sumber air lainnya yang berjarak tiga kilometer untuk menhemat bak penampungan," katanya.
Ia berharap pemerintah membangun bak penampungan air sehingga memudahkan dalam pengambilan air bersih. "Semoga bantuannya tidak hanya air bersih tetapi juga bak penampungan air," katanya.
Berita Lainnya
Indonesia bantu Tunisia modifikasi cuaca
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib
RI usung pendekatan budaya lokal terkait tata kelola air di WWF
Rabu, 24 April 2024 15:57 Wib
WWF ke-10 di Bali memberi manfaat ekonomi UMKM-pariwisata
Minggu, 21 April 2024 1:08 Wib
Indonesia menawarkan proyek air 9,6 miliar dolar AS
Sabtu, 20 April 2024 20:53 Wib
Sandiaga menawarkan "melukat" untuk 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
Sabtu, 20 April 2024 17:51 Wib
Warga peroleh edukasi keselamatan transportasi air
Sabtu, 13 April 2024 5:18 Wib
Wisatawan pantai selatan DIY-Jabar perlu waspadai pasang air
Jumat, 12 April 2024 13:51 Wib
1.300 wisatawan banjiri Jatiluwih Tabanan, Bali
Rabu, 10 April 2024 19:33 Wib