Mendikbud buka "Jogja International Batik Biennale" 2018

id batik

Mendikbud buka "Jogja International Batik Biennale" 2018

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (ketiga kanan) bersama Menteri Koperasi dan UMKM Puspayoga (keempat kanan) dan Gubernur DI Yogyakarta, Srisultan HB X (kelima kanan) melihat batik yang dipamerkan saat pembukaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 bertajuk "Innovation for Sustainable Future" di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu (3/10). Acara yang menjadi salah satu bentuk tanggung jawab Yogyakarta dalam menyandang gelar "Kota Batik Dunia" dan berlangsung hingga 6 Oktober 2018 itu diharapkan mampu menjadi pintu gerbang kerajinan batik Indonesia untuk berkiprah pada kancah internasional. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ama/18.)

Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi secara resmi membuka perhelatan besar "Jogja International Batik Biennale 2018" di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu sore.

Acara yang akan berlangsung selama sepekan mulai 2-6 Oktober itu digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY sebagai bentuk tanggung jawab Yogyakarta yang telah dinobatkan sebagai "Kota Batik Dunia" oleh World Craft Council (WCC) di Dongyang, Tiongkok pada 2014.

"Terima kasih kepada masyarakat Yogyakarta yang telah menguri-uri (merawat) kebudayaan luhur yang tak terhingga nilainya ini sebagai watak dasar Indonesia," kata Muhadjir dalam sambutannya mewakili Presiden Joko Widodo yang sedianya membuka acara itu.

Pembukaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 yang mengusung tema "Innovation for Sustainable Future" itu juga dihadiri Menteri Koperasi dan UMKM AAGN Puspayoga, Presiden WCC Ghada Hijjani Qaddumi, Gubernur DIY Sultan HB X beserta istri GKR Hemas.

Muhadjir mengatakan batik sebagai motif hias sejatinya telah dikenal masyarakat sejak abad 9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram kuna yang saat ini menjadi Yogyakarta.

Bahkan motif batik, bukan hanya dikenal sebagai hiasan bahkan secara filosofis digunakan untuk menggambarkan alur kehidupan manusia mulai lahir hingga meninggal dunia.

"Hal itulah yang memperkuat Yogyakarta dinobatkan sebagai Kota Batik Indonesia atau bahkan Kota Batik Dunia," kata dia.

Menurut Muhadjir, motif batik akan terus mampu bertahan sebagai kekayaan budaya Indonesia karena beragam motif batik selalu mampu diinovasikan menyesuaikan dengan perubahan zaman. "Batik tidak pernah berhenti dikreasikan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Itlah kehebatan batik warisan dunia," kata dia.

Ketua Panitia Pelaksana JIBB 2018, Tazbir mengatakan acara yang akan dihadiri para peserta dari selurh Indonesia dan negara sehabat itu di antaranya meliputi beragam pameran batik klasik dan koleksi batik Keraton Nusantara (di Pagelaran Keraton), Bazar batik (Benteng Vredeburg), pameran batik Indonesia, batik fashion, serta batik indentitas wilayah (Taman Budaya Yogyakarta), Batik dalam Seni Rupa dan Seni Rupa Kontemporer (Jogja Gallery).

Selain itu, dalam JIBB juga akan berlangsung simposium tentang batik, serta lokakarya pewarnaan alam yang akan dipandu oleh ahli pewarna alam dari Thailand dan Taiwan di Kampung batik, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

"Melalui acara ini diharapkan dapat berfungsi sebagai peristiwa yang layak untuk diapresiasi? sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas. Yogyakarta dapat menjadi pintu gerbang bagi kerajinan batik di Indonesia untuk berkiprah di kancah Internasional," kata dia.



(L007).
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024