Jakarta (Antaranews Jogja) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi mendatangkan kapal dari Singapura untuk keperluan pencarian kotak hitam kedua, yaitu "Cockpit Voice Recorder" (CVR).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menjelaskan kapal tersebut merupakan kapal yang dilengkapi dengan penyedit lumpur karena diduga CVR terpendam dalam lumpur.
"Hari kamis siap dari Singapura berlayar ke sini. Kapal penyedot sudah ada di sekitar Pulau Seribu," katanya.
Ia menuturkan ada banyak kemungkinan selain terpendam dalam lumpur, yaitu alat penangkap sinyal (pinker) terlepas dari CVR karena hantaman yang begitu kuat.
Pasalnya, Ia sudah menguji coba apabila CVR dipendam dalam lumpur, masih bisa mengeluarkan sinyal.
"Entah tertusuk, sehingga bolong karena `impact¿ dan terlepas dari dudukannya, masih banyak kemungkinan saking kencangnya hantaman," katanya.
Kotak hitam, baik itu CVR atau FDR sendiri sudah dirancang sedemikian kuat, yaitu tahan sampai 150 G, tahan di kedalaman hingga 6.000 meter serta tahan dibakar sampai 30 menit.
Untuk menemukan CVR itu, lanjut dia, dibutuhkan alat khusus, yaitu site scan sonar, multi beam, magneto, sub-bottom profiling untuk melacak keberadaan CVR, terutama apabila terpendam dalam lumpur.
Berita Lainnya
Penyebab kecelakaan KA di Bandung diinvestigasi
Jumat, 5 Januari 2024 8:58 Wib
PT KAI investigasi penyebab anjloknya Argo Semeru di Kulon Progo
Rabu, 18 Oktober 2023 14:11 Wib
Investigasi tabrakan KA Brantas vs truk di Semarang segera diumumkan
Jumat, 21 Juli 2023 11:29 Wib
KNKT meminta Dishub DIY inspeksi keselamatan jalan cegah kecelakaan bus
Rabu, 30 November 2022 23:21 Wib
KNKT minta Dishub DIY pasang peringatan gunakan gigi rendah di Bukit Bego
Senin, 14 Februari 2022 19:44 Wib
KNKT mengungkap penyebab kecelakaan didominasi faktor geometrik jalan
Selasa, 12 Oktober 2021 16:41 Wib
KNKT membeberkan kronologi penemuan CVR Sriwijaya Air SJ-182
Rabu, 31 Maret 2021 14:34 Wib
Menhub: CVR Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan
Rabu, 31 Maret 2021 14:33 Wib