Bantul (Antaranews Jogja) - Sebanyak 11 orang bertubuh mini dari seluruh Indonesia akan mengadakan pentas teater bareng di Pendhapa Art Space, Krapyak, Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 16 November 2018.
"Pertunjukan teater yang digagas Nanik Indarti, seniman teater lulusan ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta ini mengambil tajuk Sepatu Yang Sama "Kisah Jiwa dan Angka"," kata Sutradara pertunjukan Nunung Deni Puspitasari dalam konferensi pers di Bantul, Kamis.
Menurut dia, 'sepatu yang sama' hendak mengangkat perjalanan hidup manusia yang dianggap tidak sempurna karena ukuran tubuh yang mereka miliki. Namun berapapun ukurannya, mereka tetap bangkit menjejakkan kaki dan memperjuangkan diri mereka sebagai manusia.
"Ini membuktikan bahwa kesempurnaan bukan pada 'ukuran' yang disepakati bersama, melainkan pada masing-masing jiwa yang menjalaninya," katanya.
Ia mengatakan, pertunjukan yang akan melibatkan tujuh perempuan dan empat laki-laki bertubuh mini tersebut merupakan pertunjukan teater yang berkolaborasi dengan Flying Ballons Puppet, Batik Shadow Dongajo (rupa), multimedia dan musik.
"Melalui pertunjukan ini, penggagas ingin menyampaikan persoalan-persoalan orang-orang yang memiliki tubuh mini yang banyak mengalami diskriminasi di lingkungan kerja maupun sosial di masyarakat," katanya.
Sementara itu, Nanik Indarti mengatakan, sebagai perempuan bertubuh mini (penyandang achondroplasia) ingin agar karya tersebut bisa menjadi media untuk membicarakan wacanan besar mengenai achondroplasia di Indonesia melalui kisah dan peristiwa yang dialami oleh 11 pemain bertubuh mini.
"Tujuan dari pertunjukan ini adalah sebagai kritik sosial masyarakat untuk lebih menghargai orang-orang bertubuh mini bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing," katanya.
Selain itu, kata dia, pertunjukan teater juga membicarakan wacana besar mengenai aksesibilitas, fasilitas, hak, kesehatan, reproduksi dan hambatan hambatan yang dialami orang-orang disabilitas. Hal itu karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap mereka.
"Selain misi itu, juga bertujuan mempertemukan orang-orang bertubuh mini dari berbagai wilayah di Indonesia untuk menciptakan ruang bersama sebagai wadah ekspresi yang berkelanjutan nantinya," katanya.
Upaya tersebut, kata dia, juga diharapkan mampu mengurangi perlakuan buruk masyarakat terhadap kaum penyandang achondroplasia di Indonesia supaya tidak ada lagi bully-an, ejekan dan olok-olokan, eksploitasi dan diskriminasi bagi orang orang bertubuh mini.
Adapun pertunjukan yang dipentaskan 16 November ini akan divisualkan dalam pertunjukan teater komtemporer berdasarkan buku 'Aku Perempuan Unik' yang ditulis tujuh perempuan bertubuh mini di Indonesia, yang buku tersebut diluncurkan pada 15 November.
Berita Lainnya
Chen EXO luncurkan album mini
Selasa, 7 Mei 2024 9:49 Wib
ASUS luncurkan mini PC NUC 14 Pro
Jumat, 5 April 2024 15:31 Wib
Mau tahu mobil-mobil mewah Sandra Dewi? Ini jenisnya
Selasa, 2 April 2024 16:16 Wib
ICDX-akademisi terbitkan buku mini komoditas syariah
Sabtu, 23 Maret 2024 6:43 Wib
SeteruSunyi gaungkan "SuaraRasa"
Kamis, 7 Maret 2024 3:26 Wib
KEN daya tarik wisatawan kunjungi Aceh hingga Papua
Minggu, 28 Januari 2024 6:05 Wib
Dibawa ke RSUD dr. Haryoto, 11 korban tewas tertabrak KA
Senin, 20 November 2023 1:19 Wib
Tonton "Mohon Doa Restu", film drama pernikahan
Selasa, 24 Oktober 2023 6:58 Wib