UGM-Honeywell bangun laboratorium hadapi Era Industri 4.0

id Ugm,Honeywell

UGM-Honeywell bangun laboratorium hadapi Era Industri 4.0

Jumpa pers terkair kerja sama Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada bersama PT Honeywell Indonesia terkait pembangunan Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Sistem untuk mendukung pengembangan teknologi baru menghadapi era revolusi industri 4.0 di FT UGM, Yogyakarta, Selasa. (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada bersama PT Honeywell Indonesia membangun Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Sistem untuk mendukung pengembangan teknologi baru menghadapi era revolusi industri 4.0.
       
"Kami berharap melalui laboratorium itu akan memunculkan teknologi-teknologi baru yang berguna untuk menghadapi Industri 4.0," kata Corporate Communication PT Honeywell Indonesia Anton Susanto saat jumpa pers di Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, Selasa.
           
Menurut Anton, laboratorium yang diberi nama "Laboratorium Honeywell Connected Lab" dibangun di area Fakultas Teknik UGM dan akan diresmikan oleh Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir pada Rabu (28/11).
       
Laboratorium itu nantinya akan terhubung dengan laboratorium otomatisasi gedung di Universitas Indonesia (UI) yang dibangun bersama Honeywell pada Maret 2018 dan laboratorium penyulingan kimia di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dibangun pada Desember 2016.
       
Ketiga laboratorium lintas universitas itu, menurut dia, nantinya akan terhubung menggunakan teknologi awan yang memungkinkan masing-masing kampus bisa berbagi data informasi dan perangkat.
       
"Nanti ketiga universitas bisa saling menggunakan fasilitas satu sama lain. Jadi misalnya mahasiswa UI bisa belajar mengenai modelling sistem tanpa harus datang ke UGM," kata dia.
         
Ia menjelaskan insiatif pembentukan laboratorum yang berfokus pada Pemodelan dan Simulasi Sistem berangkat dari kebutuhan berbagai perangkat lunak baru yang sangat relevan untuk mendukung "Industrial Internet of things" atau konsep teknologi yang mengintegrasikan objek fisik dengan jaringan nirkabel di era revolusi  industri 4.0.
         
Oleh sebab itu, dengan adanya tiga laboratorum itu, Anton yakin ke depan akan mampu memunculkan teknologi-teknologi baru yang bersifat kolaboratif dari universitas terkemuka di Indonesia itu.
         
"Kami hanya menyediakan perangkat teknologinya saja, namun soal kerja sama dan apa yang mau mereka kembangkan itu kembali pada tiga universitas itu," kata dia.
           
Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Penelitian, dan Pengabdian Pada Masyarakat Fakultas Teknik (FT) UGM Sugeng Sapto Sarjono berharap melalui labiratorium itu FT UGM bisa berkontribusi memperkuat kapasitas teknologi di dalam negeri menghadapi era revolusi industri 4.0.
           
Menurut Sugeng, kolaborasi UGM dengan UI dan ITB dalam pengembangan teknologi hanya bisa terwujud dengan meninggalkan ego dan indentitas masing-masing. "Jadi kita harus menganggap departemen atau fakultas dan universitas lain sebagai relasi bukan kompetitor. Jika tidak, mustahil kolaborasi ini bisa terwujud," kata dia.