Gunung Kidul komitmen kurangi dampak "Pak Ogah"

id Pak Ogah

Gunung Kidul komitmen kurangi dampak "Pak Ogah"

"Pak Ogah" Ali Akbar(51) sedang membantu mengatur lalulintas di salah satu pertigaan jalan di Gejayan, Yogyakarta, Selasa (17/3). Ia mengaku baru melakukan pekerjaan yang disebutnya Jasa Parkir Jalanan selama 2 bulan terakhir. Profesi ini ia lakoni untuk membayar SPP sekolah salah satu dari lima anaknya yang menunggak selama enam bulan di SMK Tulungagung, Jawa Timur. Ali sebelumnya bekerja sebagai buruh ladang namun akibat cuaca buruk pekerjaan itu dia tinggalkan. Dari usaha ini ia sehari meperoleh Rp 25.000-Rp 30.000. (Foto Antara/Azhar Qodrat/ags/15)

 Gunung Kidul  (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkomitmen mengurangi dampak dari warga yang mengatur lalu lintas atau disebut pak ogah yang membuat wisatawan tidak nyaman dimintai imbalan dengan semena-mena.
     
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunung Kidul Asty Wijayanti di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan saat libur akhir tahun, biasanya pengunjung objek wisata akan meningkat.
     
Hal ini dimanfaatkan masyarakat untuk membantu wisatawan mulai jalur yang dilewati hingga daerah rawan kecelakaan (tanjakan dan tikungan) atau jalur yang sekiranya minim rambu-rambu lalu lintas.
     
"Masyarakat yang membantu mengatur lalu lintas ini namanya pak Ogah. Keberadaan mereka cukup membantu. Kejelekannya sering minta sejumlah uang. Kalau sukarela tidak ada masalah, tapi kalau memaksa itu yang tidak bisa ditoleransi," katanya.
   
Ia mengatakan Dispar berkoordinasi dengan kepolisian, desa dan instansi lainnya untuk menanggulangi permasalahan ini.
     
"Kami minta kepada desa dan camat untuk melakukan pengawasan. Intinya Pak Ogah tetap diperbolehkan beroperasi, tapi tidak boleh memaksa meminta uang kepada pengunjung," katanya.
     
Kapolres Gunung Kidul AKBP Ahmad Fuady menngatakan pihaknya telah menyebar ratusan personel untuk bersiaga di jalur-jalur wisata demi membantu pengunjung objek wisata. Satgas Saber Pungli juga diterjunkan guna melakukan ketugasan agar tidak ada yang dirugikan. Pasalnya selain Pak Ogah yang bermunculan, tak sedikit pula pedagang nakal yang mengambil aji mumpung dengan meraup keuntungan yang memberatkan pembeli.
     
Dia mengatakan kalau sekiranya ditemukan adanya pelanggaran, pihak kepolisian akan mengambil tindakan tegas dengan memproses secara hukum yang ada. Operasi tangkap tangan pun dinerlakukan sebagai imbalan dari perilaku Pak Ogah maupun pedagang nakal yang dengan seenaknya menaikkan harga di ambang batas kewajaran.
     
Baik pak Ogah ataupun masyarakat lain harus memahami peraturan dan sapta pesona yang ada sehingga tidak membuat pengunjung merasa terganggu. Keberadaan Pak Ogah sebenarnya membantu jika posisinya tepat yakni berada di daerah rawan kecelakaan (tanjakan dan tikungan) atau jalur yang sekiranya minim rambu-rambu lalu lintas.
   
Dari kepolisian dan Dinas Perhubungan juga telah berkoordinasi dalam pembuatan pos pantau dan unit-unit lain. Penambahan rambu-rambu lalu lintas, perbaikan penerangan jalan umum hingga perbaikan traffic light terus dilakukan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2019 mendatang.
     
"Persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari oleh pemerintah daerah," katanya.