Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta mengintensifkan perbaikan drainase dengan menyiapkan sejumlah paket pekerjaan untuk mengurangi titik genangan yang muncul usai hujan lebat.
“Ada beberapa paket pekerjaan yang akan segera kami masukkan untuk proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Yogyakarta. Tujuannya agar titik genangan semakin berkurang,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Aki Lukman di Yogyakarta, Rabu.
Selain melanjutkan pekerjaan revitalisasi drainase di Jalan Babaran hingga Sungai Manunggal, pada tahun ini DPUPKP juga akan melakukan perbaikan drainase di sirip-sirip Jalan Babaran yang masuk ke permukiman warga.
Aki menyebut, perbaikan drainase di sirip-sirip Jalan Babaran tersebut sangat penting dilakukan agar genangan yang masih muncul saat hujan lebat bisa benar-benar hilang.
DPUPKP Kota Yogyakarta mengalokasikan anggaran Rp10,8 miliar untuk melanjutkan perbaikan drainase di Jalan Babaran sepanjang 250 meter serta drainase di sirip-sirip jalan sepanjang 400 meter.
“Kami memiliki waktu sembilan bulan untuk melakukan perbaikan drainase tersebut. Sosialisasi kepada warga terdampak, khususnya yang berada di sirip-sirip Jalan Babaran sudah kami lakukan karena dimungkinkan akan ada penutupan jalan selama pekerjaan berlangsung,” katanya.
Selain itu, DPUPKP Kota Yogyakarta juga akan melakukan perbaikan drainase yang berada di sisi utara dan selatan Jalan Jagalan serta perbaikan drainase di Jalan Pembela Tanah Air.
“Untuk kedua pekerjaan ini, kami juga akan melakukan penutupan jalan. Namun, untuk kepastian waktunya masih menunggu ditetapkannya pemenang lelang,” katanya.
Pekerjaan perbaikan drainase juga akan dilakukan di Jalan Jlagran dengan alokasi anggaran Rp1,59 miliar, Jalan Jogokaryan sebesar Rp4,45 miliar, Jalan Pugeran Timur Rp800 juta, Kelurahan Prenggan Rp400 juta, Jalan Manunggal Rp1,72 miliar dan Rp2 miliar untuk perbaikan drainase di Jalan Mendungwarih Giwangan.
“Harapannya, pada Maret atau April sudah ada pemenang lelang dan tanda tangan kontrak pekerjaan,” katanya.
Salah satu faktor yang harus diantisipasi agar pekerjaan perbaikan drainase dapat berjalan lancar, lanjut Aki adalah cuaca yang tidak bisa diprediksi.
Berdasarkan perkiraan BMKG, lanjut Aki, musim hujan pada tahun ini akan berakhir pada Maret atau April dan akan kembali turun pada Oktober atau November.
Oleh karena itu, lanjut dia, perlu dilakukan persiapan dan pengaturan waktu secara cermat agar pekerjaan tidak terganggu cuaca.
“Pada tahun ini pun, Idul Fitri jatuh pada awal Juni. Kami juga harus mengatur waktu pekerjaan karena saat Idul Fitri seluruh pekerjaan harus dihentikan dan tidak boleh ada hambatan apapun di jalan,” katanya.