Pemkab Gunung Kidul melokalisir penyebaran antraks

id Kasus antraks,Bupati Gunung Kidul

Pemkab Gunung Kidul melokalisir penyebaran antraks

Bupati Gunung Kidul Badingah memimpin rapat percepatan penanganan kasus antraks. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melokalisir penyebaran penyakit antraks di hewan ternak supaya peternak tidak semakin merugi.

Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Rabu mengatakan pemkab berupaya maksimal untuk mencegah penyakit antraks menyebar luas, karena Gunung Kidul termasuk gudang ternak di DIY.

"Saya sudah intruksikan Dinas Pertanian dan Pangan dan Dinas Kesehatan mencegah antraks menyebar ke wilayah lainnya. Hal ini supaya peternak dan pedagang dan petani tidak mengalami kerugian," katanya.

Badingah mengatakan sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selama ini, hewan ternak yang berasal dari Gunung Kidul, terutama sapi, menjadi favorit pembeli dari luar daerah karena kualitas daging sangat bagus.

"Jangan sampai peternak Gunung Kidul mengalami keterpurukan. Kami juga berharap kerja sama dengan peternak untuk menjaga kesehatan ternak," katanya, berharap.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan saat ini, kasus antraks masih di lokal Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo. Kasus antraks belum menyebar ke wilayah lain.

Hal itu dibuktikan dari sampel beberapa titik, seperti Kecamatan Nglipar dan Semanu, hasil laboratoriumnya semua negatif.

"Setelah ditemukan kasus antraks di Bejiharjo, kami juga mengambil sampel tanah di Pasar Karangmojo, Ponjong dan Wonosari, yang dikirimkan ke BBVET (Balai Besar Veteriner) Wates. Hasil bisa diketahui Jumat (31/5). Kami berharap hasilnya negatif," ujarnya.

Selain itu, kata Bambang, Dinas Pertanian dan Pangan juga memberikan disinfektan ulang dengan cairan formalin 10 persen di lokasi terpapar di Dusun Grogol IV. Selain itu, pihaknya juga melakukan penyuntikan antibiotik.

"Hingga saat ini, sudah ada 285 ekor sapi sudah kami suntik, 699 ekor kambing, dan sembilan ekor domba. Penyuntikan antibiotik sudah kita lakukan seminggu. Setelah dua minggu akan kita suntikkan vaksin," katanya.

Bambang menjelaskan, pihaknya bersama instansi lain juga akan melakukan pemantauan daging di pasar seperti Semin, Karangmojo, Ponjong, Semanu dan Wonosari. Pengawasan untuk jagal sapi dilakukan juga oleh tim pengawas.

"Kami mengirimkan 40 sampai 50 petugas ke BBVET Wates untuk mendapatkan pembekalan pemberian vaksin, termasuk mengulurangi efek samping vaksin," katanya.

Selain itu, sampai sekarang, pihaknya masih melakukan penelusuran asal mula antraks sampai ke Gunung Kidul. Diakuinya wilayah lain di sekitar Gunung Kidul seperti Wonogiri, Pacitan, hingga Kulon Progo pernah terjadi kasus antraks, sehingga dari prediksi para ahli jauh hari Gunung Kidul kemungkinan besar bisa terpapar penyakit berbahaya itu.

"Kami belum mengetahui asal mula kasus antraks muncul di Gunung Kidul. Kami masih melakukan kajian dan penelitian," katanya.
Baca juga: Sultan meminta ke luar masuk sapi dari Gunung Kidul dikontrol