KTB di Yogyakarta diminta meningkatkan kewaspadaan jelang pancaroba

id Pancaroba, kampung tangguh bencana, BPBD

KTB di Yogyakarta diminta meningkatkan kewaspadaan jelang pancaroba

Ilustrasi pemangkasan pohon (ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Kampung Tangguh Bencana yang sudah tersebar di lebih dari 100 lokasi di Kota Yogyakarta diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi bencana saat pancaroba, di antaranya angin kencang, dan hujan deras ekstrem.

“Kesiap-siagaan dan kewaspadaan untuk menghadapi dan menangani berbagai potensi bencana harus selalu dilakukan termasuk oleh Kampung Tangguh Bencana (KTB),” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, Kota Yogyakarta termasuk wilayah yang rawan mengalami hujan dengan intensitas yang ekstrem disertai angin kencang saat pancaroba. Angin kencang tersebut bisa menyebabkan pohon tumbang, sedangkan hujan ekstrem bisa menyebabkan meluapnya air sungai ke permukiman warga.

Potensi tanah longsor atau talut ambrol, lanjut dia, juga bisa terjadi saat air sungai meluap.

Hari menyebut, masih ada beberapa talut yang mengalami kerusakan tetapi belum dapat diperbaiki karena kewenangan berada di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, salah satunya talut Sungai Code di Terban dan Gondolayu.

Oleh karena itu, Hari berharap, KTB yang ada di wilayah bantaran sungai untuk memetakan kembali potensi tanah atau talut longsor saat musim hujan sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi.

Sedangkan untuk angin kencang, BPBD Kota Yogyakarta mencatat dalam beberapa tahun terakhir selalu ada kejadian angin kencang dan hujan ekstrem yang menyebabkan pohon tumbang sehingga diperlukan upaya antisipasi yaitu pemangkasan pohon.

Wilayah di Kota Yogyakarta yang rawan mengalami bencana angin kencang, lanjut Hari, berada di Yogyakarta bagian timur. “Dari catatan kami, angin kencang yang menumbangkan puluhan pohon pernah terjadi di GL Zoo dan di daerah sekitar Sapen,” katanya.

Sementara itu, untuk peralatan peringatan dini bencana atau “early warning system” (EWS) sudah terpasang di seluruh sungai besar di Kota Yogyakarta yaitu di Sungai Code, Gajah Wong dan Winongo. Kondisinya dicek secara rutin untuk memastikan bahwa peralatan berfungsi maksimal.

“Biasanya ada masalah dengan baterainya dan setelah dilakukan penggantian bisa berfungsi kembali dengan baik,” katanya.

Selain meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana saat pancaroba, KTB juga diminta melakukan pengecekan terhadap peralatan yang dimiliki agar selalu dalam kondisi yang baik sehingga bisa digunakan sewaktu-waktu.

Berdasarkan perkiraan BMKG Yogyakarta, musim hujan di Yogyakarta terjadi pada dasarian pertama November dengan puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2020.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024