Kabupaten Bantul seperti minimarketnya bencana

id Bupati Bantul

Kabupaten Bantul seperti minimarketnya bencana

Bupati Bantul, Suharsono usai Rakor Komprehensif Persiapan Menghadapi Bencana 2020 di Bantul, Selasa. (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul Suharsono menyebut bahwa Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti minimarketnya bencana, karena berbagai potensi bencana yang mengancam atau rawan terjadi di wilayah tersebut.

"Kabupaten Bantul itu seperti minimarketnya bencana, semua potensi bencana ada, dari mulai gempa bumi, kekeringan, longsor, banjir hingga angin kencang," kata Bupati dalam Rakor Komprehensif Persiapan Menghadapi Bencana 2020 di Bantul, Selasa.

Oleh karena itu, kata bupati, melalui forum lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak terkait kebencanaan ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan dan strategi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan peran seluruh stakeholder.

"Langkah-langkah antisipatif perlu kita lakukan secara sinergis dengan melibatkan partisipasi dari semua pihak di bawah pengelolaan manajemen yang terukur dan terencana sehingga dampak dari suatu bencana seminimal mungkin dapat ditekan," katanya.

Bupati mengatakan, pada bulan Desember dan Januari ini, Bantul berada di bulan berbahaya untuk bencana hidrometeorologi, bulan yang masuk musim hujan ini diprediksi akan rawan bencana banjir hingga tanah longsor.

Untuk itu, ia berharap kepada para camat se-Bantul agar mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi bencana dengan kerawanan tingkat tinggi selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan.

"Sebagai pengingat yang baik kepada masyarakat, saya meminta segala informasi peringatan dini bencana yang dirilis oleh BMKG atau informasi lewat BPBD dapat dijadikan perhitungan untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan," katanya.

Dia juga mengatakan, kesadaran kolektif antara pemerintah dan masyarakat harus berjalan saling beriringan, dan upaya menyadarkan masyarakat tidak hanya dilakukan pemerintah saja, namun perlu campur tangan kearifan lokal masyarakat, baik tokoh masyarakat maupun tokoh agama.

Bupati juga meminta kepada semua OPD terkait di Bantul agar selalu siaga untuk mengambil langkah cepat, seperti menyiagakan tim selama 24 jam, baik di daerah yang berpotensi rawan bencana ataupun tidak.

"Saya juga harapkan seluruh potensi siaga bencana dapat dimaksimalkan, terutama kelompok dan organisasi siaga bencana yang telah dibentuk di tingkat kecamatan dapat menjadi corong, mata dan telinga posko induk kabupaten," katanya.