Kulon Progo (ANTARA) - Ketua I DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ponimin Budi Hartono mendesak pemerintah setempat membangun infrastruktur di Kawasan Industri Sentolo supaya investor mau menanamkan modalnya di kawasan tersebut.
Ponimin di Kulon Progo, Senin, mengatakan saat ini, infrastruktur, khususnya jalan menuju Kawasan Industri Sentolo rusak parah, sehingga investor banyak yang mengeluh.
"Seharusnya, sejak Kecamatan Sentolo dan Lendah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Sentolo, pemkab sudah harus memikirkan infrastruktur pendukung, supaya investor mau menanamkan modalnya," kata Ponimin.
Menurut dia, infrakstruktur jalan, ketersediaan air dan jaringan listrik sangat dibutuhkan untuk percepatan pengembangan kawasan industri. Kalau salah satu tidak ada, maka dipastikan pertumbuhan investasi akan melambat.
"Kami minta pemkab serius menanggapi persoalan pembangunan infrastruktur ini. Kita ketahui bersama, perkembangan Kawasan Industri Sentolo sangat lambat karena belum didukung infrastruktur yang memadai," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo Agung Kurniawan mengaku infrastruktur di Kawasan Industri Sentolo memang masih kurang, seperti kondisi jalan rusak.
Saat ini, Pemkab Kulon Progo sudah berusaha keras membangun infrastruktur pendukung di kawasan industri. Pemerintah pusat, juga sudah membangun jaringan air melalui SPAM Regional Kamijoro yang diproyeksikan mencukupi kebutuhan air bersih Bandara Internasional Yogyakarta dan Kawasan Industri Sentolo.
Selain itu, pemerintah membangun Gardu Induk Listrik Tuksono di Kecamatan Sentolo yang diproyeksikan mencukupi kebutuhan listrik di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Selanjutnya, pembangunan jalan sedang diupayakan dibangun secepatnya.
"Saat ini, kami sedang menyusun dokumen cetak biru menjadikan Kawasan Industri Sentolo menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) supaya segala infrastruktur dapat dibangun pemerintah pusat. Kalau hanya mengandalkan anggaran kabupaten, tidak akan terlaksana dengan cepat," katanya.
Agung juga mengakui kendala utama pengembangan Kawasan Industri Sentolo yakni penguasaan atau pembebasan lahan. Lahan di kawasan tersebut milik perseorangan, sehingga pembebasan lahan lama, dan begitu juga harga tanah sangat mahal.
"Beberapa kali kami memfasilitasi calon investor untuk pengadaan tanah selalu gagal karena harga tanah sangat mahal. Mereka lebih memilih berinvestasi di Bantul yang harga tanahnya murah," katanya.
Berita Lainnya
RI bahas penguragan emisi karbon di Hannover Messe 2024, Jerman
Kamis, 25 April 2024 9:41 Wib
Pemerintah perkuat lulusan perfilman Indonesia agar terserap industri
Kamis, 25 April 2024 5:53 Wib
Kemenperin memacu industri kecil menengah hasilkan produk berkualitas
Rabu, 24 April 2024 16:06 Wib
Hannover Messe 2024 promosikan l ekonomi Indonesia
Selasa, 23 April 2024 11:48 Wib
Asosiasi beri edukasi nilai positif sawit Indonesia di kalangan santri
Minggu, 21 April 2024 7:55 Wib
Indonesia siapkan insentif untuk amankan industri efek geopolitik
Kamis, 18 April 2024 10:07 Wib
Menparekraf-pemerintah buka peluang kerja sama industri kreatif
Rabu, 10 April 2024 11:34 Wib
UI-kampus di Korsel mengembangkan industri teknologi
Kamis, 4 April 2024 12:39 Wib