Ketua BPPP DIY bantu keluarga tak mampu di Gedangsari

id bppp diy

Ketua BPPP DIY bantu keluarga tak mampu di Gedangsari

Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BPPP) DIY Yuni Astuti bersama rombongan menyerahkan bantuan perabotan rumah tangga dan uang kepada keluarga Lasiyo (HO-Humas BPPP)

Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BPPP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yuni Astuti memberikan bantuan uang dan perabotan rumah tangga kepada keluarga Lasiyo (45) yang termasuk keluarga tidak mampu yang tinggal di RT 14 RW 03 Dusun Dawung, Kelurahan Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul, DIY.

"Kami memberikan bantuan kepada Lasiyo yang lumpuh total dan hanya terbaring di tempat tidur sejak empat tahun terakhir. Tangan kirinya diamputasi dan syaraf otaknya tidak berfungsi secara baik. Tatapan matanya kosong dan hanya bisa bicara sekadarnya," kata Yuni Astuti saat menyerahkan bantuan, Senin.

Kedatangan Yuni Astuti didampingi suami dan putranya serta para Pemuda Pancasila. Pasukan berseragam loreng oranye hitam turut masuk rumah yang relatif sempit untuk menata perabotan rumah tangga, yang terdiri atas satu set meja tamu, kursi, serta tempat tidur beserta bantal, guling, dan sprei.

Yuni Astuti menyampaikan pesan agar istri dan anak-anak Lasiyo tetap sabar dan tawakal menerima cobaan dari Allah SWT. "Semangat ya. Lebih sabar ya merawat bapak. Pahalanya kan juga untuk kalian. Insya Allah," kata istri Ketua MPW Pemuda Pancasila DIY Faried Jayen itu.

Ujian hidup yang berat harus dialami Lasiyo dan keluarganya. Sebelum jatuh sakit Lasiyo, bapak dua anak, dalam kesehariannya adalah seorang buruh bangunan, di mana peristiwa pahit empat tahun silam telah mengubah hidupnya.

Niat diri mencari nafkah untuk keluarga namun cobaan datang menerpa empat tahun lalu saat Lasiyo menjadi buruh bangunan untuk perbaikan instalasi listrik di Kota Yogyakarta.

Saat itu tangan Lasiyo tak sengaja memegang kawat listrik bertegangan tinggi dan tersengat cukup lama, sampai lengannya menjadi lengket. Segera buruh bangunan lainnya menolong dan melarikannya ke rumah sakit terdekat.

"Itu terjadi tahun 2016 lalu saat bekerja," kata istri Lasiyo, Ny Sukati seraya menahan sedih. Bersama dua putranya, Sukati dengan sabar merawat suaminya di rumah yang terletak di lereng bukit.

"Ini bukan rumah saya. Punya kakak. Numpang. Rumah saya di bawah sana sudah tak ada lagi. Cuma lantainya," kata Sukati.

Rumah Lasiyo yang terletak di lereng bukit telah ambruk dan tinggal tersisa puing-puing karena terjadi pergeseran tanah akibat longsor.  Jika saja kondisinya memungkinkan, Yuni Astuti tidak keberatan mengajak pihak-pihak lain untuk membangun kembali rumah Lasiyo.

"Syukur kalau punya rezeki saya beli materialnya, nanti teman-teman (Pemuda Pancasila) yang membangun. Hanya saja kalau bisa dibangun di lahan yang lebih strategis karena sebenarnya dibutuhkan bantuan untuk membuka usaha keluarganya," kata Yuni yang dikenal sebagai sosok dermawan.

Berulang kali Sukati menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada keluarganya.

Yuni menegaskan bahwa aksi sosial kali ini murni kegiatan kemanusiaan. "Sama sekali tidak bermuatan politis," kata Yuni, wanita bermasker yang belakangan sempat viral lewat aksinya bagi-bagi uang dari atas mobil Hummer.

Faried Jayen menegaskan bahwa para Pemuda Pancasila harus punya hati namun tidak boleh cengeng. Mereka juga harus bersedia membantu masyarakat berdasarkan kemampuan masing-masing.

"Semampunya kita bantu masyarakat karena kita ada di tengah masyarakat. Gedangsari ini hanya salah satu contoh bentuk kepedulian Pemuda Pancasila kepada sesama," kata Jayen.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024