Bantul siapkan mobil PCR untuk agresifkan "testing"

id Pjs Bupati

Bantul siapkan mobil PCR untuk agresifkan "testing"

Pjs Bupati Bantul Budi Wibowo saat monitoring protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di pasar Ngipik, Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera menyiapkan mobil laboratorium "polymerase chain reaction" (PCR) untuk mengagresifkan "tracing" maupun "testing" guna memutus rantai penyebaran penularan COVID-19 di daerah ini.

"Jadi kami cenderung 'tracing' dan 'testing'-nya agresif kemudian dialjutnkan pemeriksaan swab. Pada  akhir bulan ini kita akan punya mobil PCR," kata Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Budi Wibowo usai memantau penerapan protokol kesehatan di Pasar Ngipik, Banguntapan Bantul, Senin.

Menurut dia, dengan mobil PCR ini upaya pengendalian virus corona lebih cepat, karena begitu ada kasus konfirmasi positif COVID-19 di satuan wilayah tertentu atau instansi, maka bisa segera dites laboratorium untuk mencegah menjadi klaster.

"Artinya kita buru kalau ada satu instansi yang ternyata ada (pegawai) positif langsung tracing agresif, kemudian semuanya swab, harus begitu, tujuan mobil PCR," katanya.

Meski demikian, kata dia, Pemkab Bantul berharap penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 diperketat semua lapisan masyarakat, termasuk penegakan aturan protokol kesehatan yang dilakukan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, dan kepolisian pada setiap kegiatan masyarakat.

"Bahkan setiap OPD (organisasi perangkat daerah) harus bertanggung jawab terhadap apa yang harus dia laksanakan, seperti Kepala Dinas Perdagangan itu bertanggung jawab di pasar rakyat. Protokol kesehatannya jalan tidak, itu yang penting," katanya.

"Karena itu, pengetatan-pengetatan protokol kesehatan itu harus dilakukan, kalau tidak saya yakin pemulihan ekonomi tidak akan sukses, karena suksesnya pemulihan ekonomi diawali dengan suksesnya protokol kesehatan dulu," katanya.

Ia mengatakan semua masyarakat harus memahami bahwa pelaksanaan protokol kesehatan itu harus menjadi kebiasaan baru, bahkan jadi perilaku sehari-hari, sebab kalau protokol kesehatan ini tidak bisa menjadi kebiasaan pengendalian COVID-19 tidak akan sukses.

"Apalagi perkembangan angkanya (kasus COVID-19) cukup signifikan, ujung-ujungnya adalah bagaimana prokes ini dilaksanakan dengan ketat. Jadi ada empat hal, memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, kemudian menjaga kesehatan," katanya.