31 pasien COVID-19 di Kulon Progo selesai menjalani isolasi

id Kulon Progo,COVID-19

31 pasien COVID-19 di Kulon Progo selesai menjalani isolasi

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Sebanyak 31 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, selesai menjalani isolasi.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Selasa, mengatakan hari ini ada 31 pasien yang selesai menjalani isolasi yang kesemuanya berasal dari Kecamatan Temon.

"Yang selesai menjalani isolasi ada yang dari klaster Pengajian Jangkaran," kata Baning.

Ia mengatakan hari ini, perubahan situasi COVID-19 bertambah 18 kasus, sehingga total kasus menjadi 2.720 orang, dengan rincian 39 isolasi mandiri, 236 isolasi mandiri, 1.870 selesai isolasi, 524 sembuh, dan 54 meninggal dunia.

"Kasus baru berasal dari Kecamatan Galur, Kokap, Sentolo, Pengasih, Lendah dan Panjatan," katanya.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengakui Posko Penerapan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro belum berjalan efektif. Khususnya, posko PPKM mikro yang berada di zona hijau. Saat ini, 88 posko PPKM mikro memang sudah dibentuk seiring dengan penerapan PPKM berbasis mikro. Namun, dalam pelaksanaannya belum berjalan dengan maksimal.

"Kalau dari laporan yang saya terima, 88 posko memang sudah dibentuk semua, walaupun yang zona hijau ini memang belum ada tindakan yang serius. Artinya, posko tidak rutin dijaga. Karena zona itu hijau. Secara ketugasan harus mantau terus. Karena kita sifatnya antisipasi," katanya.

Posko PPKM mikro yang berada di zona hijau diharapkan Fajar tetap melaksanakan pantauan protokol pencegahan penularan COVID-19 di wilayahnya secara 24 jam. Upaya mitigasi diharapkan dengan serius dilakukan oleh petugas yang berada di tiap posko.

"Memang tugasnya belum optimal. Kami juga ikut memantau kegiatan-kegiatan masyarakat. Penjagaan dilakukan 24 jam. Belum optimal di zona hijau. Mereka merasa aman dan cenderung masih menunggu. Kalau terjadi apa-apa baru bergerak. Jangan sampai menunggu ya. Karena sifatnya kan antisipasi," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024