Gunung Kidul diminta beri izin pelaku seni budaya gelar pentas

id Gunung Kidul,Pentas seni budaya,DIY

Gunung Kidul diminta beri izin pelaku seni budaya gelar pentas

Pelaku seni budaya di Kulon Progo, Yogyakarta mementaskan tarian di objek wisata Suroloyo. (FOTO ANTARA/Sutarmi)

Pandemi sudah setahun lebih, masyarakat juga terbiasa protokol kesehatan. Jadi saya rasa pentas seni layak digelar lagi. ....
Gunung Kidul, DIY (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endah Subekti meminta pemerintah setempat mengizinkan pelaku seni budaya mengadakan pentas secara terbuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Pandemi sudah setahun lebih, masyarakat juga terbiasa protokol kesehatan. Jadi saya rasa pentas seni layak digelar lagi. Bagi mereka, semaraknya jelas berbeda antara disaksikan secara virtual dan ditonton warga langsung," katanya di Gunung Kidul, Jumat.

Ia mengatakan seniman lokal Gunung Kidul sudah mengharapkan pentas seni digelar lagi dengan penonton karena selama pandemi pementasan digelar secara virtual.

Baca juga: TPID DIY memastikan harga kebutuhan pokok di Gunung Kidul stabil

Pihaknya berharap Pemkab Gunung Kidul membuka pintu bagi para seniman untuk tampil. Namun faktor protokol kesehatan yang ketat tetap diutamakan. Kebijakan itu juga didukung dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Meski belum selesai, setidaknya banyak warga yang telah menerima vaksin tersebut.

"Kita harus membangkitkan ekonomi seniman. Kami menyadarai selama pandemi ini, pendapatan pelaku seni ini tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Untuk itu, kami berharap pemkab mengizinkan pelaku seni mengadakan kegiatan pentas seni budaya," katanya.

Baca juga: Gunung Kidul butuh anggaran Rp200 miliar optimalkan sumber air

Sementara itu, berdasarkan Instruksi Bupati Gunung Kidul terbaru soal perpanjangan PPKM Mikro, kegiatan seni, sosial, budaya sudah mulai diizinkan lagi untuk digelar. Namun jumlah massa tetap dibatasi demi keamanan. Yakni massa penonton dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas, dan wajib prokes ketat.

"Kami tetap menyarankan pentas seni dilakukan secara virtual. Hal itu dilakukan demi mengurangi potensi kerumunan massa jika dilakukan secara terbuka," demikian Agus Kamtono.