Gunung Kidul dukung petani pesisir tanam bawang merah

id bawang merah,Gunung Kidul,Panen

Gunung Kidul dukung petani pesisir tanam bawang merah

Petani pesisir mulai beralih ke tanaman hortikultura karena memiliki nilai jual tinggi, dan meningkatakan pendapatan. (Foto ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunung Kidul)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendukung petani di kawasan Pantai Sepanjang dan Pantai Porok, Kecamatan Tanjungsari, menanam bawang merah dan cabai karena mampu mendongkrak pendapatan petani dengan nilai yang cukup signifikan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan sepanjang Januari sampai Maret, petani pesisir berasil melakukan budi daya bawang merah di lahan seluas 39,16 hektare.

"Saat ini, petani tidak lagi hanya menanam ketela, kacang tanah atau kedelai, mereka sudah beralih melakukan budi daya bawang merah dan cabai yang memiliki nilai jual tinggi. Komoditas yang berhasil mereka kembangkan adalah bawang merah. Ke depan, kami mendorong petani untuk memperluas lahan bawang merah," kata Bambang.

Menurut dia, harga komoditas hortikultura tergolong tinggi dan mampu mendongkrak penghasilan petani secara signifikan. Itu sebabnya saat ini budidayanya meluas di Gunung Kidul.

"Harapannya hasil panen ini juga bisa mencukupi kebutuhan bawang dan cabai merah di Gunung Kidul untuk Idul Fitri 2021," harapnya.

Selain cabai dan bawang merah, Bambang mengatakan tanaman hortikultura lain yang juga dibudidayakan adalah semangka dan melon. Lahannya berada di Wonosari, Paliyan, Nglipar, hingga Purwosari.

"Petani mulai melirik komoditas hortikultura karena lahannya yang mendukung, dan nilai jual juga tinggi. Hal ini meningkatkan pendapatan bagi mereka," katanya.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengaku bangga dengan upaya petani setempat dalam menghidupkan pertanian di kawasan selatan. Menurutnya, kluster ekonomi wisata dan pertanian bisa berjalan berdampingan.

"Kedua kluster ekonomi ini bisa saling mengisi satu sama lain," kata Sunaryanta.

Mengingat potensinya yang besar, ia pun mewanti-wanti warga untuk tak melepas lahannya. Sebaliknya, lahan-lahan yang kurang produktif justru perlu diolah agar tetap menghasilkan.

"Kami minta Dinas Pertanian dan Pangan memberikan pendampingan serta pelatihan intensif pada petani. Termasuk menyediakan pasar guna memasarkan hasil panen mereka. Lewat berbagai upaya itu, saya yakin petani di kawasan selatan Gunung Kidul bisa lebih sejahtera," katanya.