IA-CEPA penting bagi Indonesia, Australia, dan ASEAN

id ia-cepa

IA-CEPA penting bagi Indonesia, Australia, dan ASEAN

Dialog virtual Indonesia Australia Business Council (IABC) (ANTARA/HO-IABC)

Yogyakarta (ANTARA) - Implementasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) sangat penting tidak hanya bagi Indonesia dan Australia tetapi juga bagi negara-negara ASEAN, kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI Dr Siswo Pramono.

"Dalam IA-CEPA, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk menjaga negara-negara ASEAN dan Oseania," katanya dalam pembukaan dialog virtual Indonesia Australia Business Council (IABC) bertema "IA-CEPA (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) in the era of the Global COVID Pandemic".

Penerapan IA-CEPA, menurut Siswo Pramono, dapat memperkuat dan meningkatkan investasi ke Indonesia serta dampak IA-CEPA terhadap peningkatan perdagangan dari Indonesia ke Australia dan ke negara-negara ketiga seperti negara-negara di Kepulauan Pasifik signifikan dan strategis.

Wakil Direktur Riset LPEM FEB Universitas Indonesia Dr Kiki Verico PhD sebagai "keynote speaker" menyampaikan pemikirannya tentang IA-CEPA berdasarkan penelitiannya yang berjudul "Measuring Bilateral Economic Relation: The Case of Indonesia-Australia".

Ia memaparkan kerangka logis perdagangan, FDI dan Reformasi Struktural melalui konsep "sunset and sunrise industries" sebagai "pilihan rasional". "Hubungan ekonomi Indonesia dan Australia tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara tetapi juga bagi kawasan," kata Kiki Verico.

Pembicara lain, Senior Trade and Investment Commissioner Indonesia, Austrade, Sally Deane berpendapat ada peningkatan signifikan permintaan dari sektor kesehatan, seperti vitamin, obat-obatan, dan alat kesehatan.

Panelis lain yang memberikan saran dan pemikirannya adalah Penasihat Hukum Asing Hutabarat Halim & Rekan Lawyers Peter Fanning, Executive Chairman & Chief Consultant of Kiroyan Partners Noke Kiroyan, Commissioner to Southeast Asia, Victorian Government Trade and Investment Rebecca Hall, dan Trade and Investment Commissioner Indonesia, Perdagangan dan Investasi Queensland Ben Giles.

Dialog virtual IABC yang dimoderatori President National IABC George Iwan Marantika itu bertujuan untuk mendiskusikan kerja sama ekonomi Indonesia-Australia yang telah diratifikasi dan berlaku secara hukum di Indonesia dan Australia satu tahun lalu tepatnya tanggal 5 Juli yang lalu dan dampak global pandemi COVID-19 terhadap implementasi kerja sama ekonomi.

"Kesimpulan dialog virtual pada hari ini membuktikan bahwa motivasi dan semangat dunia usaha di Australia dan Indonesia tetap tinggi untuk meningkatkan investasi dan perdagangan antarkedua negara meskipun saat ini kedua negara menghadapi tantangan ekonomi akibat dampak dari pandemi global COVID-19," kata George Iwan Marantika.