Epidemiolog UGM minta 3T ditingkatkan meskipun PPKM Level 3 batal

id PPKM,3T,epidemiolog UGM

Epidemiolog UGM minta 3T ditingkatkan meskipun PPKM Level 3 batal

Seorang warga menjalani tes cepat antigen setelah terjaring razia karena tidak memakai masker di Pasar Mindahan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (22/12/2020). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.)

Program 3T tetap harus ditingkatkan terutama 'testing' dan 'tracing' diperkuat dengan menambah kapasitas khusus.
Yogyakarta (ANTARA) - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada Bayu Satria Wirayama berharap pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment) di setiap daerah tetap ditingkatkan meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 selama libur Natal dan Tahun Baru dibatalkan.

"Program 3T tetap harus ditingkatkan terutama 'testing' dan 'tracing' diperkuat dengan menambah kapasitas khusus," kata dia di Yogyakarta, Rabu.

Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM ini, juga berharap logistik di faskes dipastikan mencukupi, aktivasi isoter dan RS lapangan, termasuk kepastian ketersediaan nakesnya.

Bayu menilai pembatalan PPKM Level 3 kurang tepat dengan alasan kondisi COID-19 sudah membaik dan vaksinasi di wilayah Jawa dan Bali telah mencapai target.

Menurut dia, Indonesia belum memenuhi target WHO untuk mencapai vaksinasi COVID-19 sebesar 40 persen populasi.

Baca juga: Tim UGM melakukan asesmen dampak letusan Gunung Semeru

"Saat ini capaian vaksinasi COVID-19 di Tanah Air baru sekitar 37 persen populasi dengan kondisi yang belum merata, misalnya jumlah lansia masih kurang sekali dibandingkan dengan masyarakat umum dan pekerja," ujar dia.

Kendati membatalkan PPKM Level 3, Bayu menilai masih ada beberapa kebijakan yg diadopsi untuk memperketat mobilitas masyarakat, salah satunya hanya orang dengan status vaksin lengkap yang boleh bepergian dengan pesawat maupun jalur lainnya ditambah tes antigen 1x24 jam.

"Hal ini sangat bagus untuk membatasi mobilitas mereka yang belum mendapatkan vaksin di mana risikonya lebih tinggi untuk tertular atau menjadi sakit dibandingkan yang sudah mendapatkan vaksin," kata dia.

Baca juga: Pokja Genetik UGM: Vaksinasi mengurangi risiko keparahan akibat Omicron

Selain itu, aturan terkait perjalanan internasional juga diperketat sehingga baik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan karena kasus impor.

Meski mobilitas berusaha dibatasi, katanya, jalur darat via kendaraan pribadi masih mempunyai kemungkinan lolos dari pengetatan.

Selain mendorong peningkatan 3 T, Bayu juga mengimbau masyarakat patuh 5M, penapisan dengan aplikasi PeduliLindungi harus lebih ketat dan konsisten saat beraktivitas selama libur akhir tahun.

"Jadi sebenarnya ada PPKM Level 3 atau tidak yang penting konsistensi dan pembatasan mobilitas bagi nonvaksin, peningkatan 3T, terutama saat periode dengan mobilitas yang diprediksi meningkat, mempercepat vaksinasi dan cakupannya diperluas, serta disiplin 5M," ujar dia.
 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024